Organisasi Kesehatan Internasional bernama Bravehearts mengungkap, Grooming adalah modus pelecehan dan eksploitasi seksual terhadap anak remaja yang sering dilakukan untuk mendapatkan kepatuhan mereka dalam menjaga rahasia.
Siasat ini juga mencakup berbagai perilaku komunikasi secara daring terhadap anak remaja, misalnya lewat media sosial atau aplikasi obrolan instan. ***
Sulit untuk memastikan modus grooming ini terhadap anak remaja, sebab pelaku membuat mereka dengan menunjukkan perilaku kepedulian yang tampak setulus hati.
Apa Saja Tanda Pelecehan Seksual yang Terjadi di Sekolah?
Siswa yang telah mengalami pelecehan seksual dapat menunjukkan berbagai tanda dan gejalanya.
Pengalaman pelecehan seksual yang telah terjadi di sekolah namun dirahasiakan oleh mereka itu, dapat terlihat dari cara anak remaja tersebut melihat dunianya sendiri.
Kepribadian dan perilaku mereka dapat berubah secara nyata dari sebelum pelecehan seksual itu terjadi.
Selain itu, anak remaja umumnya lebih pendiam dengan tampak kesulitan berkonsentrasi saat belajar, dan bermasalah dengan pekerjaan sekolah atau kehadiran.
Bahkan, anak remaja dapat berperilaku menyakiti diri sendiri akibat pelecehan seksual yang terjadi pada mereka.
Seperti Apa Seharusnya Tata Krama di Sekolah?
National Principles for Child Safe Organisations pada tahun 2018, merilis panduan tentang bagaimana sekolah dapat membantu memastikan keselamatan siswa dari pelecehan seksual.
Berdasarkan panduan itu, para pemimpin sekolah harus mengembangkan kebijakan dan prosedur keselamatan anak.
Hal tersebut dengan memastikan kebijakan dan aturan itu transparan dan dikomunikasikan secara luas, termasuk kepada orang tua.
Peraturan yang dikembangkan sekolah tersebut kemudian dapat digunakan para warga sekolah untuk menanamkan perilaku atau tata krama yang baik di lingkungan sekolah.
Berikut ini peraturan yang dapat dikembangkan pihak sekolah untuk menjaga tata krama warga sekolah:
Artikel Terkait
Pjs Wali Kota Cilegon Nana Supiana Ngantor di Ruang Wakil Wali Kota, Kok Bisa?
IMC Sebut Negara Phobia Simbol Palu Arit pada Refleksi September Hitam di Landmark Cilegon
Mengungkap Latar Belakang G30S PKI, Sejarah Kelam yang Tak Akan Terlupakan
100 Ribu Buruh Bergerak untuk Menangkan Andra Soni-Dimyati
Jampidum Asep N. Mulyana Hadiri Konferensi Internasional di Azerbaijan: Perkuat Kerja Sama Penegakan Hukum Global
Dorong Kampung 'Bebas Rentenir' Perkumpulan Urang Banten dan Dompet Dhuafa Tekan MoU
Menguak Fakta di Balik Gerakan 30 September 1965, G30S Tak Ada Hubungannya dengan PKI
Ribuan Relawan Digital Diturunkan, PKS Siap Menangkan Paslon di Pilkada Banten
Menguak Dalang di Balik Gerakan 1 Oktober 1965, Bukan Partai Komunis Indonesia?
Pjs Wali Kota Cilegon Nana Supiana Ajak ASN Apresiasi Perjuangan Pahlawan, Bukan Sekedar Memperingati