Baca Juga: Kisah Pernikahan Utsman bin Affan dengan Ummu Kultsum
Sampai akhir 1920 nasib Alawi mulai berubah dimana orang-orang Alawi mulai berupaya mengambil kontrol pemerintahan dari Sunni dengan membentuk partai Ba’aath.
Kehidupan sosial Suriah yang dimainkan oleh Sunni dan Syiah tidak terlihat baik satu-sama lain.
Bukan hanya dalam sejarahnya Sunni pernah memperlakukan Alawi dengan buruk, di sisi lain juga Alawi merupakan golongan yang tidak mengidentifikasikan diri mereka sebagai muslim.
Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Menempuh Perjalanan Menuju Kota Yatsrib
Ketika bangsa Eropa mengunjungi Suriah pada abad ke 18, Alawi menginformasikan bahwa mereka adalah Kristen. Karena kehidupan mereka yang dahulu terisolasi dari Muslim dan hidup dipegunungan Alawi jarang memiliki interaksi dengan muslim.
Untuk menghindari Alawi yang dicap sebagai Kristen yang hilang, pada masa Kerajaan Ottoman Alawi dikatakan sebagai muslim.
Masjid-masjid mulai dibangun, tetapi Alawi selalu menolak jika diintegrasikan sebagai komunitas muslim. Hal ini dapat dipahami dari pengalaman sejarah yang tidak bagus antara Arab Sunni dan Syiah.
Baca Juga: Kisah Hafshah binti Umar Bin Khathab, Cobaan dan Ganjaran Untuk Perempuan Mulia
Sunni dan Syiah, kedua kelompok ini sangat berbeda dalam hal kepercayaan, prinsip ditambah lagi pengalaman buruk kedua belah pihak telah menciptakan perbedaan yang sangat besar dan sulit untuk disatukan.
Kondisi sosial juga diperburuk dengan dominasi Syiah terhadap Sunni, masyarakat semakin terpecah dan mempersulit pergerakan ekonomi dan politik.***
Artikel Terkait
Kisah Qais bin Muslim, Tidak Jadi Bertemu karena Shalat Tahajud
Kisah Sufyan Ats Tsauri dan Air Zamzam
Islam dan Perniagaan yang Menguntungkan, Kisah Sahabat Rasulullah
Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Mariyah Al-Qibtiyah Perempuan dari Mesir
Kisah Rasulullah SAW Menunjuk Khalifa Abu Bakar sebagai Imam
Kisah Khalifa Abu Bakar Melepas Perlindungan Ad Dughna