Penghapusan Kemiskinan Ekstrim Melalui Ketahanan Pangan dan Pencegahan Stunting

photo author
- Minggu, 18 Juni 2023 | 21:44 WIB
Mahasiswi Ilmu Pemerintahan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jurusan, Tiffany Agustia Ningsih dan Firda Puji Lestari (Topmedia.co.id/Istimewa)
Mahasiswi Ilmu Pemerintahan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa jurusan, Tiffany Agustia Ningsih dan Firda Puji Lestari (Topmedia.co.id/Istimewa)

Baca Juga: Ramai Dikunjungi Saat Liburan Tiba, 3 Wisata Paling Populer Daerah Sukabumi! Salah Satunya Destinasi Unggulan

Sedangkan untuk program PMT, merupakan sebuah program pemberian makanan tambahan yang memiliki 2 target yaitu ibu hamil dan balita. 

Untuk ibu hamil tujuannya agar si ibu dapat memenuhi kebutuhan gizi selama proses kehamilannya, PMT diberikan pada trimester II dan III, karena pada usia tersebut si calon bayi sangat membutuhkan asupan gizi agar pertumbuhan janin berjalan cepat. 

Kemudian Balita yang diberikan khususnya vitamin A, hal tersebut juga memiliki tujuan yang sama agar asupan gizi si anak terpenuhi dengan cukup.

Baca Juga: AHM Uji Kompetensi Para Instruktur Safety Riding

Dengan adanya program ini, kami setuju bahwa penurunan angka stunting akan semakin cepat mengalami perubahan karena dengan adanya program tersebut akan memudahkan masyarakat dalam menerima bantuan dari pemerintah. 

Jika dilihat dari beberapa sumber dikatakan bahwa program PMT ini dinilai cukup berhasil dilakukan di beberapa wilayah. 

Itulah mengapa artikel yang kami ulas sangat berkaitan dengan kemiskinan esktrem di Indonesia.

Baca Juga: Barigade Kecamatan Kibin Bersama PKS Adakan Periksa Mata Katarak Gratis, Kepala Desa Tambak : Terimakasih

Karena dilihat dari definisi nya saja dijelaskan bahwa kemiskinan esktrem ialah keadaan dimana masyarakat itu sendiri tidak mampu untuk memebuhi kebutuhan pokok nya seperti makanan, air bersih, sanitasi layak, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan serta akses informasi yang didapat terhadap pendapatan layanan sosialnya. 

Salah satu hal yang menonjol dalam definisi tersebut ialah masyarakat iitu sendiri tidak mampu memenuhi makanan yang layak dan memiliki kandungan gizi yang baik, yang mana jika kita menilik kembali hal tersebut sangat berkaitan dengan konteks stunting. 

Sebetulnya jika kita lihat berdasarkan data pada bulan September tahun 2022, tercatat bahwa angka kemiskinan di Indonesia menduduki angka 9,57% atau setara dengan 26,36 juta.

Baca Juga: Potret Perjalanan Aceng Hasani, Mendirikan Prodi Bahasa Indonesia di Untirta Hingga Raih Gelar Profesor

Dari hal tersebut saja dikatakan bahwa negara Indonesia masih jauh diatas rata-rata jumlah kemiskinan penduduk nya, maka dari itu pemerintah mengusulkan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui Inpres yang telah disahkan. 

Pendapat atau argument kami sebagai mahasiswa sebetulnya sangat setuju sekali dengan adanya INPRES tersebut, karena dengan itu pemerintah bisa lebih menilik lebih jauh terhadap masyarakat yang kurang terlihat. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X