TOPMEDIA.CO.ID - Pertemuan kedua para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) G20 mengharapkan Presidensi G20 Indonesia 2022 membawa solusi atas konflik Rusia-Ukraina, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati .
“Anggota (G20) berharap situasi geopolitik saat ini, khususnya terkait perang di Ukraina , dapat ditangani,” kata Indrawati dalam konferensi pers pertemuan kedua FMCBG G20, Kamis seperti dilansir dari prnnewswire-com.
Harapan tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa situasi global memburuk dan berubah dengan cepat akibat pandemi COVID-19, ditambah dengan perang Rusia-Ukraina, katanya.
Apalagi, perang Rusia - Ukraina memiliki implikasi yang sangat dinamis, termasuk pada kenaikan harga energi, pangan, dan pupuk, tegasnya.
Indrawati mengatakan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai presiden G20 akan terus melakukan komunikasi dan konsultasi intensif dengan seluruh anggota G20 untuk menyikapi situasi yang sangat dinamis tersebut.
Baca Juga: Israel Kecam Rusia Serang Ukraina, Tapi Terus Caplok Palestina
“Kepemerintahan yang baik G20 sebenarnya didasarkan pada konsultasi dan juga kerjasama,” katanya.
Indonesia terus melakukan diskusi dengan seluruh negara anggota G20 untuk mencari jalan keluar dari berbagai risiko ekonomi global yang diakibatkan tidak hanya dari perang di Ukraina tetapi juga dari pandemi, ujarnya.
Menkeu menekankan perlunya exit strategy saat ini karena beberapa negara berada di bawah ancaman inflasi yang tinggi sementara kenaikan harga energi dan pangan global akan semakin menciptakan situasi yang menantang bagi para pembuat kebijakan.
Menurut Indrawati, anggota G20 mengkhawatirkan tekanan inflasi yang cenderung mendorong beberapa bank sentral menaikkan suku bunga kebijakan yang pada akhirnya akan menyebabkan pengetatan likuiditas global yang lebih cepat dari perkiraan.
Baca Juga: Rusia Tawarkan Pasukan Nasional dan Bayaran Ukraina Meyerah Atau...
Oleh karena itu, kebijakan tingkat yang lebih tinggi menjadi fokus untuk memenuhi komitmen terkait exit strategy yang dikalibrasi, direncanakan, dan dikomunikasikan dengan baik untuk mendukung pemulihan dan mengurangi potensi dampak spillover, tegasnya.
Tindakan kolektif dan terkoordinasi tersebut tidak hanya ditujukan untuk mengurangi dampak perang Rusia - Ukraina , tetapi juga untuk mengendalikan pandemi. Tindakan tersebut akan tetap menjadi prioritas utama G20, katanya.
Anggota G20 mencatat peningkatan jumlah kasus COVID-19 di beberapa wilayah yang membebani pertumbuhan, memperpanjang gangguan pasokan, memperburuk tekanan inflasi, dan memperlambat pemulihan global, ujarnya.***
Artikel Terkait
Kemenkeu Keluarkan 31 Surat Perintah Sandera Wajib Pajak Nakal
Emmanuel Macron : Prancis Siap Jadi Penjamin Proses Perdamaian di Ukraina
Emmanuel Macron: Larangan Jilbab di Prancis bisa Picu Perang Saudara