Timur Tengah dan Gejolak Perang 'Musim Semi Arab'

photo author
- Sabtu, 19 Februari 2022 | 09:39 WIB
Ilustrasi foto, seorang lelaki menuntun unta di padang pasir (pexels)
Ilustrasi foto, seorang lelaki menuntun unta di padang pasir (pexels)

Ilustrasi foto, Pasukan Palestina
Ilustrasi foto, Pasukan Palestina (pikiran rakyat)

Wilayah ini juga merupakan tempat kelahiran Islam, karena Nabi Muhammad lahir di Mekah (sekarang ibu kota Arab Saudi) sekitar tahun 570 M. Beberapa sistem kepercayaan lain juga melacak asal-usulnya ke Timur Tengah, seperti panteon Mesir Kuno. dewa, dewa Sumeria Kuno, dan Zoroastrianisme dan Manikheisme Persia Kuno dan Klasik.

Baca Juga: Doa Pelunas Hutang Sebelum Tidur, Ustadz Adi Hidayat : Saat Bangun Terlunasi

Setelah berdirinya Islam, sebagian besar Timur Tengah berada di bawah kendali dinasti Arab, diikuti oleh serangkaian bangsa Turki. Yang pertama adalah Seljuk, diikuti oleh masuknya invasi Mongol selama abad ke-13, dan akhirnya oleh Ottoman, yang mendirikan sebuah kerajaan yang berbasis di Konstantinopel (sekarang Istanbul) pada pertengahan abad ke-15.

Kekaisaran Ottoman menguasai sebagian besar Timur Tengah selama beberapa abad, meskipun ada kekuatan yang bersaing seperti Safawi Persia dan kekuatan kolonial yang tumbuh Inggris, Prancis, dan Rusia.

Kekaisaran Ottoman dibongkar selama Perang Dunia I, mengakibatkan kekosongan kekuasaan di Timur Tengah di mana Inggris dan Prancis menduduki wilayah lebih jauh hingga akhir Perang Dunia II, di mana setelah serangkaian konflik keduanya Kekuatan Eropa mulai mundur dari wilayah tersebut.

Baca Juga: Tidak Punya Anak Puluhan Tahun, Coba Amalkan Doa Ini

Megutip artikel Tony Firman dalam laman Tirto.id, tentang Sejarah Liga Arab: Tak Banyak Berkutik saat Anggotanya Bertikai (22-03-2019): alam suasana Perang Dunia II, muncul keinginan di antara negara-negara Arab di Timur Tengah untuk mendirikan organisasi.

Harapannya, organisasi tersebut bisa mewadahi program-program politik, budaya, sosial, ekonomi, hingga sebagai penengah jika ada perselisihan di antara negara Arab maupun dengan pihak ketiga. Gagasan itu didukung Inggris pada 1942.

Motifnya, Inggris ingin menggalang negara-negara Arab untuk ikut bergabung dengan pihak Sekutu. Namun negara-negara Arab tidak begitu berminat dengan ajakan Inggris untuk naik ke oktagon Perang Dunia II.

Baca Juga: Mau Tau Cara Doa Terkabul ? Berikut Amalannya, Menurut Ustad Hanan Attaki

Keengganan itu muncul karena di saat yang bersamaan semangat antikolonialisme sedang mekar di sebagian besar negara-negara Arab. Mesir saat itu masih menjadi negara boneka imperialis di bawah Protektorat Britania (1882-1952).

Sementara Yordania, Bahrain, Irak, Uni Emirat Arab, Qatar dijajah Inggris; Maroko, Aljazair, Tunisia, dan Suriah dijajah Perancis.

Abad ke-20 melihat pembentukan beberapa negara baru di Timur Tengah, seperti Arab Saudi, Iran (yang sebelumnya dikenal sebagai Persia), Yordania, Lebanon, Suriah, dan Israel.

Ilustrasi foto, pertempuran kota, perang Palestina-Israel
Ilustrasi foto, pertempuran kota, perang Palestina-Israel (pikiran rakyat)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Sumber: Atlas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X