Meski dinilai miring oleh sejumlah kalangan, kehadiran "teenlit" itu sendiri memang bukannya tanpa nilai positif. Selain membakar semangat para penulis muda untuk berani berekspresi, "teenlit" terbukti mampu meramaikan dunia perbukuan di Indonesia. Terlebih lagi, dengan membanjirnya jenis bacaan yang sangat mudah dicerna ini, minat baca remaja turut meningkat.
"Teenlit" juga cukup berhasil mengangkat kehidupan remaja (meski masih terbatas pada remaja perkotaan) ke permukaan, sekaligus menawarkan alternatif jati diri, sebagaimana dikemukakan Santoso di atas.
Baca Juga: Pelanggar Netralitas ASN, Tekankan Netralitas ASN? Begini Pesan Pjs Wali Kota Cilegon
Selain itu, tidak dapat dimungkiri pula bahwa "teenlit" cukup berhasil mengangkat kehidupan remaja ke permukaan. Memang fenomena yang diangkat masih berupa kehidupan remaja perkotaan.
Hanya saja, sebuah tulisan yang cenderung bersifat menghibur umumnya tidak akan bertahan lama. Apalagi bila tidak memiliki nilai yang dalam. Tidak heran apabila genre "teenlit" suatu waktu akan tergerus oleh waktu dan tergantikan.***
Artikel Terkait
Adu Kekuatan Militer Iran dan Israel Usai ‘Serangan Brutal’ 200 Rudal yang Memantik Aksi Balas Dendam dari AS
Tembus Nilai IKM Sangat Baik, Dinsos Cilegon Pertahankan Komitmen Pelayanan Prima Bagi Masyarakat
IMC Desak Pj Gubernur Banten Copot Nana Supiana dari Pjs Wali Kota Cilegon, Langgar Aturan?
Miris! Penemuan Botol Miras di Taman Layak Anak, Persis Depan Mapolres dan Gedung DPRD Kota Cilegon
Lanjutkan Tatu, Andika Akan Tambah Kuota Beasiswa Kuliah
Belum Ditahan, Tersangka Kasus Kekerasan Seksual Anak di Kalbar Dilantik Jadi Anggota DPRD: Begini Kata Kompolnas
Sapa Masyarakat Secang Kota Serang, Budi Rustandi Siapkan Modal Usaha Pedagang Kecil Rp 1 Juta Hingga Rp 3 Juta