Masyarakat Harus Cerdaskan Bahaya Nyamuk Berwolbachia

photo author
- Kamis, 13 Juni 2024 | 15:12 WIB
Indah Rusmiati SH Sip Mip Anggota Dewan DPRD Provinsi Banten (Topmedia.co.id/Istimewa)
Indah Rusmiati SH Sip Mip Anggota Dewan DPRD Provinsi Banten (Topmedia.co.id/Istimewa)

Oleh : Indah Rusmiati SH Sip Mip Anggota Dewan DPRD Provinsi Banten 

TOPMEDIA.CO.ID - Mengapa banyak rakyat bersama para tokoh Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia (GESURI) dengan tegas menolak program penyebaran ratusan juta telur nyamuk yang terpapar bakteri Wolbachia? 

(Mereka para tokoh Gesuri seperti mantan menteri kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP, bersama Komjen. Pol. (Purn) Dharma Pongrekun dan DR. Ir. Raden Kun Wardana Abyoto, M.T. , yang juga saat ini  sedang mencalonkan diri jadi calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta) 

Seperti banyak diulas di surat kabar baru-baru ini, bahwa pemerintah Provinsi  Jakarta bulan Juni 2024 ini tengah mempersiapkan rencana melepaskan nyamuk aedes aegypti yang mengandung wolbachia di Jakarta Barat.

Baca Juga: Sering Minum Collagen Kecantikan ? Ini Kandungan Di Dalamnya dan Miliki Banyak Manfaat

Rencananya dimulai di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. 

Ini membuat keresahan karena pada 2023 ini program penyebaran nyamuk ber wolbachia ini sempat akan dilakukan di Bali. Tapi tidak berhasil karena mendapat penolakan keras luar biasa dari rakyat Bali, karena berpotensi mengganggu pariwisata di Bali. Mana ada wisatawan yang mau berwisata bersama nyamuk 

"Jika semuanya siap, termasuk masyarakat, baru kami akan melepaskan nyamuk," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati di Jakarta, Ahad, 9 Juni 2024.

Baca Juga: Kulit Sensitif ? Mau Pakai Sunscreen ? Begini Cara Pengunaannya Dengan 5 Langkah

Berikut kita simak pendapat para ahli yang pernah menolak program yang digagas asing yaitu World Mosquito Program, yang berencana melepaskan 200 juta telur nyamuk Aedes Aegypti ke sejumlah daerah termasuk Jakarta Barat,Bandung, Bali, Semarang dll. 

1. Bahwa program menyebarkan nyamuk itu sebenarnya tidak perlu karena bukankah selama ini negeri kita selama 10 tahun terakhir sudah berhasil  melakukan kontrol indeks demam berdarah, tanpa nyamuk ber wolbachia ? 

2. Para ahli ini tidak menentang penelitian pihak asing di World Mosquito Program, tapi mereka keberatan bila pihak asing melalui program nyamuk ini menggunakan rakyat kita sebagai kelinci percobaan. Para ahli juga mengharapkan transparansi, untuk menjaga kedaulatan bangsa dan keselamatan rakyat, jadi jangan seperti sebelumnya, yang dilakukan senyap, dan baru ribut setelah ketahuan adanya campur tangan asing oleh rakyat seperti di Bali.

Baca Juga: Dibuka Awal Juli 2024, Ini Tahapan PPDB di Kota Serang

3. Tidak ada nyamuk baik, leluhur bangsa dan orang tua semua mengajarkan nyamuk kalau dekat manusia alaminya akan gigit, sehingga kampanye nyamuk baik di program ini sulit diterima akal dan budaya rakyat kita. Apalagi penelitian jangka panjang efek gigitan nyamuk ini belum jelas, sampai bisa menjawab kekhawatiran bahaya lainnya seperti kemungkinan mutasinya nyamuk ber wolbachia dengan parasit lainnya, yang malah justru akan berpotensi membawa penyakit yang lebih mematikan di masa depan. 

Itu sebabnya peneliti senior Prof. Richard Claproth sangat tegas terkait adanya program sebaran telur nyamuk wolbachia di wilayah Indonesia. Beliau berpesan seharusnya para Gubernur, Kapolda, dan pejabat publik yang menjadi wilayah penyebaran telur-telur nyamuk Wolbachia itu menolak program tersebut, karena rakyat seakan dijadikan percobaan atau eksperimen. Padahal, sejatinya, pemerintah harusnya melindungi rakyatnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X