Kekhawatiran yang sama juga dilontarkan Prof Richard sekaligus menolak tegas Metode Wolbachia karena yayasan asing itu telah berpotensi melakukan pembohongan publik.
“Tadi kami mengikuti seminar, yang digelar Yayasan Save the Children, dan di dalam surat itu seolah-olah disponsori oleh Pemprov Bali. Yang diundang ada 38 institusi pemerintah. Mulai dari Departemen Kesehatan, Kapolda Bali, Pangdam, Kejaksaan Tinggi, tapi tidak ada satupun pejabat yang datang hanya perwakilannya saja. Dalam seminar tadi mereka (yayasan) menyatakan program ini tidak dibiayai pemerintah, APBN, maupun APBD. Menarik kan? Jadi yang membiayai siapa, yang membiayai adalah Gillespie Family Foundation yang berafiliasi dengan World Mosquito Program, ini program swasta. Total pendanaan untuk seluruh Indonesia sekitar $40 billion, (sekitar Rp400 triliun,” ungkap Prof Richard yang merupakan scientist ini.
Baca Juga: Pj Walikota Serang Esok Hari Sidak Kantor Bapenda, Ada Apa?
Pihak asing ini menurut Prof Richard telah berpotensi melakukan pembohongan publik. Mereka menyatakan sudah didukung pemerintah dan sudah melakukan sosialisasi, tapi ia yakini tak seluruhnya benar. Untuk itu ia akan melaporkan hal ini ke kantor polisi.
“Kalau itu bukan program nasional, mengapa seolah-olah ini sudah direstui oleh pemerintah. Menurut saya pemerintah di Bali berpotensi kena prank dan diperalat. Mereka juga mengatakan sudah melakukan sosialisasi ke rumah-rumah penduduk. Saya akan melaporkan ini ke polisi, mereka (Yayasan Save the Children) menyebarkan berita bohong,” tandas Profesor lulusan Harvard University ini.
Penyebaran jutaan nyamuk tersebut dinilai berdampak besar terhadap pariwisata.
Baca Juga: Ini Aturan Randis PP Nomor 20 Tahun 2022, Pj Walikota Serang Diduga Tabrak Aturan
Strategi Program Nyamuk Dunia (World Mosquito Program) untuk terus menerus mengembangkan bakteri Wolbachia ke dalam tubuh nyamuk menyebabkan penduduk dan wisatawan harus siap menerima tambahan ratusan juta gigitan nyamuk.
Nyamuk harus mendapatkan pakan darah sebelum dapat menghasilkan telur.
Setiap nyamuk betina akan memproduksi 100 telur, tiga kali selama masa hidup dewasanya.
Baca Juga: Dari 64 Kendaraan Dinas, di DPRD Kota Serang dan Dinas Perkim Belum Ditemukan! Ini Penjelasan BPKAD
Maka mereka juga mempertanyakan siapa yang bertanggung jawab bila terjadi efek samping atas pelepasan nyamuk tersebut.
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari juga menyerukan penolakan penyebaran Nyamuk Wolbachia di wilayah Indonesia.
Menurutnya, penyebaran nyamuk ini membawa resiko bagi kesehatan masyarakat dan bisa menimbulkan penyakit baru yang berbahaya bagi kesehatan rakyat Indonesia.