Globalisasi: Ancaman atau Peluang?
Globalisasi membawa tantangan sekaligus peluang. Di satu sisi, keterbukaan informasi membuat masyarakat Indonesia terekspos pada berbagai nilai baru yang belum tentu sejalan dengan budaya dan Pancasila. Budaya konsumerisme, individualisme ekstrem, bahkan liberalisme nilai, dengan mudah merasuki generasi muda.
Namun di sisi lain, globalisasi juga memberikan kesempatan untuk memperkaya nilai-nilai Pancasila melalui dialog antarbudaya, kolaborasi internasional, dan pertukaran pengetahuan.
Dengan bekal Pancasila, Indonesia justru bisa menawarkan alternatif nilai bagi dunia yang tengah mencari arah dalam kegaduhan ideologi global.
Baca Juga: IFG Dukung Kreativitas Jurnalis Foto Melalui Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2025 di Solo
Revitalisasi Pancasila: Apa yang Harus Dilakukan?
Pancasila tidak cukup diajarkan sebatas hafalan di ruang kelas. Revitalisasi Pancasila harus bersifat menyeluruh: dalam pendidikan, budaya politik, hingga praktik pemerintahan.
Pertama, pendidikan Pancasila harus kontekstual. Anak-anak muda harus diajak berdialog tentang bagaimana Pancasila relevan dalam isu-isu kekinian: lingkungan hidup, kesetaraan gender, toleransi antarumat beragama, hingga etika digital.
Kedua, teladan dari pemimpin sangat penting. Para pejabat publik harus menjadi contoh nyata pelaksanaan nilai Pancasila, bukan sekadar berbicara tentangnya.
Ketiga, partisipasi masyarakat harus diperkuat. Pancasila harus hidup dalam tindakan sehari-hari: dalam kegiatan sosial, ekonomi, hingga interaksi di media sosial. Spirit gotong-royong, keadilan, dan penghargaan terhadap perbedaan harus menjadi napas kehidupan bangsa.
Keempat, adaptasi terhadap zaman. Pancasila bukan teks mati. Ia harus terus diinterpretasikan secara kreatif sesuai kebutuhan zaman, tanpa mengkhianati nilai dasarnya.
Penutup: Pancasila Adalah Kompas
Dalam dunia yang semakin kompleks, Pancasila tetap menjadi kompas moral bangsa Indonesia. Tanpa Pancasila, kita bisa kehilangan arah dan tercerai-berai.
Artikel Terkait
Dorong Percepatan Pembangunan di Provinsi Banten, Wagub Dimyati Minta RKPD Harus Selaras Dengan RPJMD
Update Pembentukan Danantara: Aset Tembus Rp16.476 Triliun, Belum Termasuk Stadion GBK
IFG Dukung Kreativitas Jurnalis Foto Melalui Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2025 di Solo
1.500 Guru dan Siswa Jadi Target Sasarann, PemProv Banten Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Sekolah Kebutuhan Khusus
Dorong Lapangan Kerja Dari UMKM, Tinawati Andra Soni Minta Sinergitas Pelaku Usaha Dengan Pemda dan Media Massa
Toxic Mematikan Otonomi Daerah
Lunturnya Nilai Pancasila: Ancaman bagi Persatuan dan Kesatuan Bangsa