Relevansi Pancasila Kini yang Mulai Pudar, Kaitan Antara Retorika dan Realitas serta Globalisasi adalah Ancaman atau Peluang?

photo author
- Selasa, 29 April 2025 | 20:07 WIB
Penulis: Rezka Dzulfikar Azka dan Dimas Arya (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam PSDKU serang) (Topmedia.co.id/Istimewa)
Penulis: Rezka Dzulfikar Azka dan Dimas Arya (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam PSDKU serang) (Topmedia.co.id/Istimewa)

Penulis: Rezka Dzulfikar Azka dan Dimas Arya (Mahasiswa Ilmu Hukum Unpam PSDKU serang)

TOPMEDIA.CO.ID - Pancasila, sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan sumber nilai bagi bangsa Indonesia, lahir dari pergulatan sejarah panjang untuk merajut persatuan dalam keragaman.

Di tengah derasnya arus globalisasi, disrupsi teknologi, dan perubahan sosial-politik yang cepat, keberadaan Pancasila kembali diuji. Pertanyaannya, masihkah Pancasila relevan? Bagaimana penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara hari ini?

Pertanyaan-pertanyaan ini bukanlah isapan jempol. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menyaksikan bagaimana nilai-nilai Pancasila seringkali tergerus oleh kepentingan sesaat, tekanan ekonomi, budaya individualisme, bahkan ideologi transnasional yang bertentangan dengan karakter bangsa.

Baca Juga: Lunturnya Nilai Pancasila: Ancaman bagi Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Menguatnya Polarisasi dan Radikalisme

Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan menguatnya polarisasi sosial, politik, dan agama. Narasi “kita” versus “mereka” semakin tajam.

Hoaks, ujaran kebencian, dan intoleransi bertebaran di media sosial, memperlihatkan bagaimana nilai persatuan (sila ketiga) dan kemanusiaan yang adil dan beradab (sila kedua) terancam luntur.

Lebih dari itu, radikalisme berbasis agama atau ideologi asing menjadi ancaman nyata. Banyak survei menunjukkan bahwa sebagian generasi muda mulai terpapar paham-paham intoleran, bahkan anti-Pancasila. Ini tentu mengkhawatirkan, mengingat generasi muda adalah tulang punggung masa depan bangsa.

Baca Juga: Toxic Mematikan Otonomi Daerah

Pancasila Hanya Retorika?

Ironisnya, Pancasila seringkali hanya berhenti pada slogan dan seremoni belaka. Pidato-pidato kenegaraan sarat dengan pujian terhadap Pancasila, tetapi implementasi nilai-nilainya di tataran kebijakan dan perilaku aparatur negara kadang jauh panggang dari api.

Korupsi merajalela, ketimpangan sosial semakin lebar, hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas semua ini bertentangan dengan sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jika realitas berbicara lain, wajar jika masyarakat mulai mempertanyakan, di manakah Pancasila?

Baca Juga: Dorong Lapangan Kerja Dari UMKM, Tinawati Andra Soni Minta Sinergitas Pelaku Usaha Dengan Pemda dan Media Massa

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X