peristiwa

Catatan Sejarah! Pesan Bung Karno Terhadap Kaum Perempuan Sangat Mendalam dan Menaruh Perhatian Khusus

Kamis, 30 Maret 2023 | 01:23 WIB
Maria Ulfah, menteri perempuan pertama di Indonesia, berbincang bersama Presiden Sukarno dan Menteri Negara Tan Po Gwan (Foto: Instagram @membacasoekarno)

 
TOPMEDIA - Dalam catatan sejarah, Presiden Pertama Indonesia, Soekarno menaruh perhatian besar pada nasib perempuan. Pengalaman hidup Soekarno saat menjadi orang interniran sebelum tahun 1945 yang menemukan masalah perempuan.

Ketimpangan-ketimpangan gender atau perbedaan status yang mendorong Soekarno untuk memahami secara mendalam dan mencari solusi tentang masalah perempuan.

Dalam pidato dan karya Soekarno yang menyinggung dan membahas masalah perempuan, membuktikan Soekarno menaruh perhatian khusus kepada nasib perempuan. Selain memberikan kontribusi pemikiran tentang perempuan.

Baca Juga: TOP 4 Hal Yang Harus Kamu Punya Untuk Raih Pencapaian Lebih Tinggi, Mahasiswa Wajib Tahu!

Salah satu dokumentasi yang TOPMedia lansir dari sebuah akun instagram @membacasoekarno, yaitu perempuan bernama Maria Ulfah, menteri perempuan pertama di Indonesia.

Maria Ulfah barangkali sosok ideal dari gambaran Bung Karno tentang perempuan dalam Sarinah: Kewajiban Wanita dalam Republik Indonesia. Ia tidak hanya perempuan yang "onder-onsje priyatun-priyatunan, yang sama sekali jauh terasing dari pada massa", tetapi turut mengabdikan diri dalam perjuangan kemerdekaan hingga diangkat sebagai Menteri Sosial Republik Indonesia dalam Kabinet Sjahrir II, 1946-47.

Baca Juga: Kenapa Pj Gubernur Banten Al Muktabar Harus Ada Pergantian? Ini Kata Pengamat Kebijakan Publik di Banten

Lulus dari Universitas Leiden sebagai sarjana hukum perempuan Indonesia pertama, Maria Ulfah telah aktif berorganisasi bersama para tokoh kaliber nasional semacam Hatta, Sjahrir, dan Haji Agus Salim.

Wajar ia menjadi primadona bagi para pemuda pergerakan pada masa itu. Ia tidak hanya berjuang dalam payung besar kemerdekaan nasional, tetapi juga berupaya membebaskan perempuan dari posisi subordinat di bawah laki-laki—"patriarchat" kata Bung Karno, 'tetapi pun tidak kembali kepada budaya matriarchat di masa lalu'.

"Wanita harus ikut serta dalam penyelenggaraan segala hal yang saya sebutkan sebagai pokok-pokok perjuangan kita itu dengan cara yang sehebat-hebatnya. Tidak saya akan puas dengan "setengah-setengahan"! Tidak saya akan berhenti, sebelum wanita Indonesia seluruhnya betul-betul ikut aktif dalam revolusi nasional dengan isi yang saya maksudkan itu," tulis Bung Karno.

Demikian uraian singkat bagaimana Bung Karno memiliki perhatian khusus terhadap kaum perempuan kala itu. Sumber dilansir topmedia dari akun Instagram @membacasoekarno***

 

Tags

Terkini