peristiwa

Tangis Narapidana yang Kena Pungli Oknum Petugas Rutan KPK Terhadap Ancaman Masa Isolasi yang Panjang

Rabu, 2 Oktober 2024 | 09:00 WIB
Ilustrasi Seorang Pria di Tahanan (TOPmedia.co.id / Fotokita)

TOPMEDIA.CO.ID - Sidang lanjutan kasus tindak pidana korupsi 15 oknum pegawai Rutan KPK yang didakwa melakukan pungli digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, pada Senin, 30 September 2024.

Mantan Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Sulawesi Selatan, Edy Rahmat, menjadi saksi dalam persidangan kasus pungli tersebut yang terjadi di lingkungan Rutan KPK.

Terpidana suap dan gratifikasi di lingkungan Kemenkumham itu hadir secara virtual di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat karena sedang menjalani hukuman penjara di Lapas Kejari Makassar.

Dalam kesempatan tersebut, Edy menceritakan awal mula dirinya membayar pungli untuk penggunaan handphone senilai Rp17 juta kepada oknum petugas saat masa awal ditahan di Rutan KPK.

Takut Masuk Ruang Isolasi

Edy juga mengaku diwajibkan oleh oknum petugas KPK untuk membayar setoran bulanan sebesar Rp5 juta.

Menindaklanjuti pernyataan itu, jaksa pengadilan bertanya terkait dampak yang dialaminya jika tidak membayar setoran bulanan itu.

"Kalau nggak mau membayar uang bulanan Rp5 juta, itu apa sih dampaknya yang dialami nanti?" kata jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat dalam kesempatan yang sama.

"Kalau nggak bayar, Pak, dipindahkan ke lantai 9 (ruang isolasi) sama disuruh bersih-bersih, dilarang olahraga," jawab Edy kepada jaksa tersebut.

Edy juga mengaku merasa takut sendirian menghuni ruang isolasi KPK, sehingga dirinya memilih untuk membayar pungutan liar (pungli) kepada oknum petugas Rutan KPK.

"Kalau diisolasi di lantai 9, tidak ada orang lain, Yang Mulia. Jadi itu yang kami takutkan, sendiri. Apalagi pernah kami rasakan ada yang bunyi-bunyi di situ," ungkap Edy.

Hakim tampak tertawa saat mendengar pernyataan Edy itu, dan penasaran tentang kejadian yang membuat para tahanan merasa takut.

Baca Juga: Dialog Bersama Buruh, Fajar Hadi Prabowo Ingin Tingkatkan Kesejahteraan Pekerja di Kota Cilegon

"Memang ada yang benar ada, yang menunggu, atau yang ditakut-takutin?" tanya Hakim.

Halaman:

Tags

Terkini