Abah Elang pun menceritakan sejarah pembuatan kesenian Bedug Kerok yang sarat akan nilai-nilai positif seperti harapan dan doa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Kesenian tersebut diketahui lahir pada masa peralihan Orde Baru ke Reformasi yang ditandai dengan situasi masyarakat Indonesia yang tak menentu.
"Bedug Kerok ini berawal dari 1997-1998 di saat situasi politik Indonesia sedang tidak menentu yang sama-sama kita ketahui pergerakan reformasi menggulingkan orde baru dan pada situasi tersebut tercipta situasi yang membingungkan bagi masyarakat Indonesia," tutur Abah.
Para pegiat seni yang tergabung di Pasentra kemudian membuat kreasi musik tradisional kontemporer untuk menggambarkan kondisi masyarakat saat itu dengan harapan kondisi bangsa dan negara akan kembali membaik.
"Tujuan dari Bedug Kerok itu senantiasa bermunajat terhadap Allah memohon sesuatu yang terbaik untuk bangsa dan negara" kata Abah Elang menegaskan.
Pertunjukan Bedug Kerok di acara tersebut berlangsung meriah dan megah sejak awal para pemusik memainkan alat-alat musik masing-masing dari segala penjuru di sekitar panggung.
Baca Juga: Libur Sekolah, Saatnya Staycation Seru di Hotel The Royale Krakatau Cilegon, Ada Promo Spesial Lho!
Setelahnya ada aba-aba dari pemusik di atas panggung, para pemukul bedug dan kentongan pun tumpah-ruah di depan panggung membuat para penonton terpukau
Meskipun diikuti banyak pemain, pertunjukan musik tersebut tetap terdengar harmonis dari perpaduan bunyi bedug yang bersaut-sautan dengan kentongan dan alat musik lainnya.
Tak hanya memainkan alat musik, para pemain juga memperlihatkan gerakan bersama mengikuti irama yang membakar semangat para penonton di lokasi acara.
Pertunjukan itu sebenarnya merupakan bagian dari rangkaian kegiatan budaya tahunan bernama Ngaruwat Bumi yang diadakan di Kampung Seni Yudha Asri pada 30 Juni 2023 hingga 2 Juli 2023.
Selain menampilkan Bedug Kerok, puncak kegiatan Ngaruwat Bumi kali ini juga diisi ritual khusus berupa doa bersama seluruh warga Kampung Seni Yudha Asri pada Minggu pagi hingga akhirnya ditutup pada malam harinya dengan Wayang Golek.***
Artikel Terkait
Datangi Museum Multatuli, Adian Napitupulu: Sejarawan Bonnie Triyana Diwarisi Tugas Sejarah dari Multatuli
Han So Hee Dikabarkan Bakal Bintangi MV Solo Jungkook BTS, Ini Dia Konfirmasi Agensi
Libur Sekolah, Saatnya Staycation Seru di Hotel The Royale Krakatau Cilegon, Ada Promo Spesial Lho!
Polres Purbalingga Gelar Haul 100 Tahun Syekh Nahrowi Bersama aZ Zahir
Turnamen Mobile Legend Digelar di Cafe Gue, Begini Kata Putra Wali Kota Cilegon
First Blood! Turnamen Mobile Legend Digelar di Cafe Gue, Pesertanya Banyak Orang Pabrik Asal Cilegon
5.118 Paket Kurban di Bagikan PKS Kota Serang, Hasan Basri : Ini Khusus Untuk Warga di Ibukota Banten
Berkat Dukungan Gardu Ganjar, Pagelaran Ngaruwat Bumi Kampung Seni Yudha Asri Banten Berlangsung Meriah
Gelar Layanan Konsultasi dan Cek Kesehatan Gratis, Kowarteg Ganjar Peduli Masyarakat Banten
Indonesia Beli 12 Pesawat Tempur Bekas dari Qatar, Begini Kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto