PANDANGAN PERTAMA
Penulis: ASEP RAHMATULLAH
(Sekretaris DPD PDI Perjuangan Provinsi Banten)
Saya berniat mengikuti kontestasi politik di tahun politik 2024 mendatang. Niat ini menjadi penghantar untuk turut menghadirkan kualitas pendidikan politik di masyarakat untuk mengenali setiap calon dari visi, misi dan apa yang akan dilakukan ketika seorang kandidat terpilih dalam sebuah kontestasi. Pelajari track recordnya, bukan sekedar memandanginya.
Mari kita hentikan pandangan pertama yang hanya menaruh perhatian pada jenis-jenis kesadaran memilih yang mengandalkan pertukaran atau dalam istilah yang lebih dikenal dengan politik uang.
Saatnya masyarakat berfikir ulang tentang sebuah kontestasi politik yang dapat mengikat kepada semua. Demokrasi adalah pilihan terbaik yang saat ini dipercaya dapat membuka ruang check and balance untuk membangun semua sendi kehidupan bermasyarakat semakin baik pada aspek hukum, kekuasaan, keamanan dan kelayakan hidup yang dibutuhkan setiap individu warga negara di dalamnya.
Proses demokrasi yang sehat membutuhkan kesadaran masyarakatnya untuk berpartisipasi dalam proses penilaian calon-calon pemimpinnya, bukan hanya pada teknis mencoblosnya.
Kesadaran tanpa takut, tertekan dan ragu atas nuraninya, tanpa terjebak pada politik identitas yang mengedepankan agama, rasial maupun kepentingan identitas lainnya. Demokrasi menjadi penanda, bahwa kekuasaan adalah sirkulasi yang perlu dipertanggungjawabkan bukan saja pada tataran legal formal tetapi juga kapasitas moral dan intelektualitas.
Baca Juga: Poster Asep Rahmatullah Penuhi Kota Serang, jadi Calon Gubernur Banten?
Baca Juga: AKU INGIN ENGKAU KAYA
Pandangan pertama, betapapun terkesimanya calon pemilih, bisa saja menyesatkan tanpa mempelajari latar belakang, kapasitas, integritas, moralitas dan intelektualitas sang kontestan. Oleh karena itu jadilah pemilih cerdas yang mau mempelajari, mencari informasi dan mempertimbangkan sebuah pilihan.
Berhentilah mempertimbangkan pilihan hanya karena uang, uang dan uang, karena hal ini akan membunuh jiwa demokrasi yang kita butuhkan untuk mendapatkan pemimpin-pemimpin terbaik di masa mendatang.
Jangan terjebak hoax, cek selalu informasi pada sumber dan logika yang jernih. Dalam politik tidak diperlukan fanatisme buta yang hanya bisa mempersembahkan totalitas dukungan. Politik praktis membutuhkan fanatisme yang berilmu, berpengetahuan dan beretika. Harus tahu dan sadar mengapa seseorang mendukung seseorang.
Kesadaran seorang pemilih atas pilihannya menjadi bekal untuk mengawal, mengawasi dan mengingatkan kekuasaan dalam alur demokratisasi yang sehat.
Bagi saya, terpilih dan tidak terpilih bukan suatu perkara yang rumit karena secara substansi, sebuah kontestasi adalah upaya menawarkan sebuah perubahan yang lebih baik dengan metode yang baik dan dapat dipercaya. Inilah kontribusi saya sebagai politisi yang mesti menjaga iklim demokrasi dan pendidikan politik masyarakat harus semakin baik dari waktu ke waktu.
Biarlah niat ini menjadi catatan seejarah, bahwa tidak selamanya politik diartikan sebagai sebuah pertarungan kekuasaan. Politik mesti didefinisi ulang sebagai diksi yang membuka ruang dan peluang terhadap upaya memperbaiki kualitas kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik dan semakin baik.
Artikel Terkait
AKU INGIN ENGKAU KAYA
PDIP Kota Serang Fokus Pileg 2024, Bambang Janoko : Baru Pikirkan Pemilihan Walikota
Poster Asep Rahmatullah Penuhi Kota Serang, jadi Calon Gubernur Banten?
Sukseskan HUT RI ke-77, PLN UID Banten Jaga Keandalan Pasokan Listrik