TOPMEDIA – Dalam catatan sejarah, Sultan Ageng Tirtayasa pada abad ke-16 membangun tiga bendungan besar di Banten. Bendungan dibuat untuk mengairi 40.000 hektar sawah baru. Ribuan hektar lahan bekas kebun Lada telah diubah menjadi sawah. Tepian sungai Cisadane dibuatkan kanal air ditanami banyak pohon Kelapa.
Sultan Ageng Tirtayasa juga membangun dua kota baru. Melaksanakan program transmigrasi 30.000 penduduk ke Tirtayasa dan Tangerang. Tepatnya Cisadane berfungsi sebagai perbatasan sekaligus benteng antara Banten-Jayakarta.
Dari pelabuhan menelusuri Cisadane berlayar ke Tangerang. Kapal-kapal kecil dagang memasuki muara sungai Cisadane dari pesisir laut utara Kesultanan Banten untuk berlabuh ke Tangerang. Daerah singgah diantaranya; Mauk, Kedaung, Sewan, Kampung Melayu, dan Teluk Naga.
Baca Juga: Budaya Sungai Cisadane dan Ancaman Banjir Besar
Muara masih berupa rawa-rawa sehingga muara Cisadane masih berada di dekat jantung kota Tangerang di jamannya.
Mengutip historian Claude Guillot dalam bukunya Banten: Sejarah dan Peradaban Abad X-XVII. Awal pemerintahannya tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa membangun proyek infrastruktur untuk mengelola seluruh dataran rendah pesisir Anyer hingga Cisadane Tangerang.
Claude Guillot menuliskan bahwa Sultan Ageng Tirtayasa membangun mega proyek kanal atau kanal selebar 6 meter dengan kedalaman 4 meter sepanjang sekitar 40 km dari Sungai Tanara ke Sungai Cisadane pada Oktober 1659.
Baca Juga: Wagub Banten Lepasliarkan Kura-kura di Sungai Cisadane
Perkebunan kelapa yang luas dari ujung paling timur Sungai Cisadane. Dilanjutkan ke barat, menggali kanal air dari Sungai Tanara ke Sungai Pasilian hingga Teluk Banten.
Sultan Ageng Tirtayasa memperbaiki jalur irigasi yang membentang dari ibu kota hingga Anyer di Selat Sunda. Kebijakan berorientasi pembangunan pertanian, dimulai pembuatan kanal dari Sungai Tanara hingga Cisadane.
Sultan Ageng Tirtayasa mengerahkan 26.000 tenaga kerja. Proyek pembangunan infrastruktur ini dikomandoi oleh Kiyai Arya Mangunjaya. Membangunan kanal, pemukiman, dan penanaman pohon Kelapa di tepian sungai Cisadane.
Baca Juga: Sungai Cisadane Meluap, Ratusan Rumah di Kota Tangerang Terendam Banjir
Tahun 1659, perekonomian Kesultanan Banten mengalami pertumbuhan yang pesat. Kesejahteraan rakyat dan gerak ekonomi tidak lagi bergantung ke Lada. Pelabuhan dan pasar dihubungkan oleh jalur sungai salah satunya Cisadane. Pada periode 1659-1673, Kesultanan Banten menjadi satu-satunya pelabuhan Internasional yang masih bebas beroperasi.
Kebijakan Sultan Ageng Tirtayasa membangun sejumlah kanal atau kanal yang menghubungkan sejumlah sungai Cisadane dan pemukiman dan lahan pertanian warga. Warga Banten dengan mudah menggunakan jalur sungai untuk mengangkut beras dan hasil pertanian lainnya ke tengah Kota.
Artikel Terkait
16 DPAC Minta Fraksi Demokrat Kabupaten Dorong Percepatan DOB Tangerang Utara
Komunitas Ojol Kabupaten Tangerang Launching Sekretariat Bersama Dukung Gus Muhaimin Jadi Presiden 2024
Sakit Hati Ditagih Hutang, Paman Di Tangerang Tega Tusuk Keponakan Hingga Tewas
Peringati Ultah Kota Tangerang Ke 29 Tahun, Anggota Dewan Pertahankan Pelayanan Digitalisasi
HUT Kota Tangerang ke-29 Tahun, Gubernur WH Sampaikan Ini