Cisadane Tangerang, Sungai Penting Jaman Kesultanan Banten

photo author
- Kamis, 10 Maret 2022 | 22:37 WIB
Ilustrasi foto, kapal kecil melintasi sungai Cisadane (wikimedia)
Ilustrasi foto, kapal kecil melintasi sungai Cisadane (wikimedia)

TOPMEDIA – Dalam catatan sejarah, Sultan Ageng Tirtayasa pada abad ke-16 membangun tiga bendungan besar di Banten. Bendungan dibuat untuk mengairi 40.000 hektar sawah baru. Ribuan hektar lahan bekas kebun Lada telah diubah menjadi sawah. Tepian sungai Cisadane dibuatkan kanal air ditanami banyak pohon Kelapa.

Sultan Ageng Tirtayasa juga membangun dua kota baru. Melaksanakan program transmigrasi 30.000 penduduk ke Tirtayasa dan Tangerang. Tepatnya Cisadane berfungsi sebagai perbatasan sekaligus benteng antara Banten-Jayakarta.

Dari pelabuhan menelusuri Cisadane berlayar ke Tangerang. Kapal-kapal kecil dagang memasuki muara sungai Cisadane dari pesisir laut utara Kesultanan Banten untuk berlabuh ke Tangerang. Daerah singgah diantaranya; Mauk, Kedaung, Sewan, Kampung Melayu, dan Teluk Naga.

Baca Juga: Budaya Sungai Cisadane dan Ancaman Banjir Besar

Muara masih berupa rawa-rawa sehingga muara Cisadane masih berada di dekat jantung kota Tangerang di jamannya.

Mengutip historian Claude Guillot dalam bukunya Banten: Sejarah dan Peradaban Abad X-XVII. Awal pemerintahannya tahun 1651, Sultan Ageng Tirtayasa membangun proyek infrastruktur untuk mengelola seluruh dataran rendah pesisir Anyer hingga Cisadane Tangerang.

Claude Guillot menuliskan bahwa Sultan Ageng Tirtayasa membangun mega proyek kanal atau kanal selebar 6 meter dengan kedalaman 4 meter sepanjang sekitar 40 km dari Sungai Tanara ke Sungai Cisadane pada Oktober 1659.

Baca Juga: Wagub Banten Lepasliarkan Kura-kura di Sungai Cisadane

Perkebunan kelapa yang luas dari ujung paling timur Sungai Cisadane. Dilanjutkan ke barat, menggali kanal air dari Sungai Tanara ke Sungai Pasilian hingga Teluk Banten.

Sultan Ageng Tirtayasa memperbaiki jalur irigasi yang membentang dari ibu kota hingga Anyer di Selat Sunda. Kebijakan berorientasi pembangunan pertanian, dimulai pembuatan kanal dari Sungai Tanara hingga Cisadane.

Sultan Ageng Tirtayasa mengerahkan 26.000 tenaga kerja. Proyek pembangunan infrastruktur ini dikomandoi oleh Kiyai Arya Mangunjaya. Membangunan kanal, pemukiman, dan penanaman pohon Kelapa di tepian sungai Cisadane.

Baca Juga: Sungai Cisadane Meluap, Ratusan Rumah di Kota Tangerang Terendam Banjir

Tahun 1659, perekonomian Kesultanan Banten mengalami pertumbuhan yang pesat. Kesejahteraan rakyat dan gerak ekonomi tidak lagi bergantung ke Lada. Pelabuhan dan pasar dihubungkan oleh jalur sungai salah satunya Cisadane. Pada periode 1659-1673, Kesultanan Banten menjadi satu-satunya pelabuhan Internasional yang masih bebas beroperasi.

Kebijakan Sultan Ageng Tirtayasa membangun sejumlah kanal atau kanal yang menghubungkan sejumlah sungai Cisadane dan pemukiman dan lahan pertanian warga. Warga Banten dengan mudah menggunakan jalur sungai untuk mengangkut beras dan hasil pertanian lainnya ke tengah Kota.

Ilustrasi foto tangkap layar, Peta Kerajaan Banten 1678
Ilustrasi foto tangkap layar, Peta Kerajaan Banten 1678 (Lazardi Wong Jogja)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Sumber: Claude Guillot

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X