Penulis: Dwi Wulan Vio Fitri Timoer Bahari & Nashwa Aurellia Pasha (Mahasiswi Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Pancasila sebagai sistem filsafat adalah hasil renungan jiwa terdalam dari pendahulu kita, kemudian tertuang di sistem yang tepat. Hal ini karena Pancasila memiliki fungsi dan peran yang penting sebagai pedoman hidup.
Bahkan, sikap dan perbuatan di kehidupan sehari-hari perlu disesuaikan dengan Pancasila sebagai pedoman hidup. Apalagi Pancasila dirumuskan dari hasil renungan jiwa para pemimpin bangsa Indonesia yang sesuai agama, adat, dan budaya.
Dikutip dari buku Pancasila dan Pengaruhnya pada Filsafat, Pemikiran Dasar serta Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan karya Dr. dr. R. Hapsara Habib Rachmat, DPH, berikut keterkaitan Pancasila dengan sistem filsafat.
Baca Juga: Saat Trump Guncang The Fed, Bitcoin dan XAU/USD Jadi Rebutan, Mana Investasi yang Paling Aman?
Mengapa Pancasila sebagai sistem filsafat? Hal ini karena Pancasila mengandung nilai, pandangan, dan pemikiran yang menjadi pembentukan ideologi. Selain itu, Pancasila juga berupa hasil renungan jiwa terdalam dari orang-orang terdahulu.
Pancasila punya sistem nilai yang asalnya dari penggalian kebudayaan Indonesia secara mendasar sepanjang sejarah. Penggalian ini berasal dari unsur budaya eksternal yang menjadi satu dengan budaya Indonesia.
Oleh karena itu, Pancasila sebagai filsafat bisa memberikan pengetahuan ilmiah tentang hakikat dari Pancasila itu sendiri. Pancasila dengan lima sila di dalamnya ini merupakan sistem filsafat yang perlu dipahami.
Baca Juga: Buka Fun Walk PSMTI dan BSD City, Wagub Banten Dimyati Natakusumah Pesankan Jaga Kebersamaan
Sistem sendiri merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling terhubung dan bekerja sama untuk tujuan tertentu sehingga kelima sila Pancasila termasuk sistem filsafat yang menjadi satu kesatuan.
Contoh Penerapan Pancasila sebagai Filsafat
Berikut beberapa contoh penerapan dari Pancasila sebagai filsafat.
1. Saling Menjaga Kerukunan dan Toleransi
Setiap umat beragama harus saling menjaga kerukunan dan toleransi tanpa memilih agama yang sama.
Baca Juga: Agar Penilaian Bisa Objektif, Pemprov Banten Menggelar Orientasi Dewan Hakim MTQ XXII Provinsi
Mengingat setiap orang berhak mendapatkan kenyamanan dan merasakan kerukunan meski dengan agama yang berbeda.
2. Mematuhi Peraturan yang Berlaku
Jika dalam kehidupan sehari-hari, sudah seharusnya masyarakat memahami peraturan yang telah ditetapkan.
Artikel Terkait
Pasca Kejagung Tetapkan Direktur JakTV Jadi Tersangka, ATVLI Minta Semua Pihak Menjunjung Tinggi Asas Praduga Tak Bersalah
Kuasa Hukum Ungkap Kondisi Mental Paula Verhoeven dengan Berbagai Tudingan hingga Penyakit Muncul Usai Cerai
Memiliki Hubungan Historis, Jadi Alasan Presiden Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan
ICMI Banten Gandeng RS Sari Asih Selenggarakan Halalbihalal dan Santunan Yatim
Agar Penilaian Bisa Objektif, Pemprov Banten Menggelar Orientasi Dewan Hakim MTQ XXII Provinsi
Buka Fun Walk PSMTI dan BSD City, Wagub Banten Dimyati Natakusumah Pesankan Jaga Kebersamaan
Saat Trump Guncang The Fed, Bitcoin dan XAU/USD Jadi Rebutan, Mana Investasi yang Paling Aman?