Melemahnya Jiwa Nasionalisme: Refleksi atas Lunturnya Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda

photo author
- Sabtu, 19 April 2025 | 11:58 WIB
Gedung Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) (TOPMedia.co.id / Istimewa)
Gedung Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) (TOPMedia.co.id / Istimewa)

Penulis: Nining Fatmawati (Mahasiswi Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)

TOPMEDIA.CO.ID - Pancasila lahir sebagai dasar negara Indonesia pada 1 Juni 1945, diprakarsai oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI. Lima sila yang terkandung di dalamnya mencerminkan nilai luhur yang menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsa: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial.

Pancasila bukan hanya rumusan normatif, tetapi juga nilai hidup yang mengikat seluruh elemen bangsa dalam bingkai persatuan.

Namun, seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai Pancasila mulai mengalami pelunturan, khususnya di kalangan generasi muda. Jiwa nasionalisme yang dulu begitu kuat, kini perlahan memudar di tengah derasnya arus globalisasi, modernisasi, dan pengaruh budaya asing.

Baca Juga: Media Sosial dan Tantangan Pelestarian Nilai Pancasila di Era Digital

Banyak anak muda yang lebih mengenal budaya luar daripada sejarah bangsanya sendiri. Rasa bangga terhadap identitas Indonesia perlahan tergantikan oleh gaya hidup konsumtif dan individualis.

Salah satu penyebab utama lunturnya nilai Pancasila adalah kurangnya pemahaman mendalam terhadap makna Pancasila itu sendiri.

Pendidikan Pancasila di sekolah sering kali hanya menjadi pelajaran hafalan, tanpa menanamkan nilai-nilai secara kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Pentingnya Nilai Pancasila Beserta Tantangannya di Era Globalisasi

Ditambah lagi, media sosial dan teknologi informasi yang seharusnya menjadi alat pemersatu, justru sering menjadi sarana penyebaran ujaran kebencian, hoaks, dan polarisasi.

Permasalahan ini semakin kompleks dengan menurunnya peran keluarga dan lingkungan dalam menanamkan nilai moral dan kebangsaan.

Generasi muda kini lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada berdiskusi tentang sejarah, budaya, atau nilai gotong royong. Rasa empati dan solidaritas pun ikut memudar, tergantikan oleh sikap apatis dan egoisme.

Baca Juga: Sengketa Waris Antara Ibu dan Anak Tiri Kandas Di Ruang Mediasi Oleh Mediator Hakim PA Ujung Tanjung

Menghadapi tantangan ini, diperlukan langkah konkret untuk membangkitkan kembali jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda.

Salah satunya melalui pembaruan sistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik dan teladan. Pengenalan Pancasila harus dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan, relevan, dan membumi — misalnya melalui media kreatif, film, seni, atau proyek sosial.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X