Penulis: Nining Fatmawati (Mahasiswi Ilmu Hukum Unpam PSDKU Serang)
TOPMEDIA.CO.ID - Pancasila lahir sebagai dasar negara Indonesia pada 1 Juni 1945, diprakarsai oleh Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI. Lima sila yang terkandung di dalamnya mencerminkan nilai luhur yang menjadi fondasi dalam kehidupan berbangsa: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial.
Pancasila bukan hanya rumusan normatif, tetapi juga nilai hidup yang mengikat seluruh elemen bangsa dalam bingkai persatuan.
Namun, seiring berkembangnya zaman, nilai-nilai Pancasila mulai mengalami pelunturan, khususnya di kalangan generasi muda. Jiwa nasionalisme yang dulu begitu kuat, kini perlahan memudar di tengah derasnya arus globalisasi, modernisasi, dan pengaruh budaya asing.
Baca Juga: Media Sosial dan Tantangan Pelestarian Nilai Pancasila di Era Digital
Banyak anak muda yang lebih mengenal budaya luar daripada sejarah bangsanya sendiri. Rasa bangga terhadap identitas Indonesia perlahan tergantikan oleh gaya hidup konsumtif dan individualis.
Salah satu penyebab utama lunturnya nilai Pancasila adalah kurangnya pemahaman mendalam terhadap makna Pancasila itu sendiri.
Pendidikan Pancasila di sekolah sering kali hanya menjadi pelajaran hafalan, tanpa menanamkan nilai-nilai secara kontekstual dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Pentingnya Nilai Pancasila Beserta Tantangannya di Era Globalisasi
Ditambah lagi, media sosial dan teknologi informasi yang seharusnya menjadi alat pemersatu, justru sering menjadi sarana penyebaran ujaran kebencian, hoaks, dan polarisasi.
Permasalahan ini semakin kompleks dengan menurunnya peran keluarga dan lingkungan dalam menanamkan nilai moral dan kebangsaan.
Generasi muda kini lebih banyak menghabiskan waktu di dunia maya daripada berdiskusi tentang sejarah, budaya, atau nilai gotong royong. Rasa empati dan solidaritas pun ikut memudar, tergantikan oleh sikap apatis dan egoisme.
Baca Juga: Sengketa Waris Antara Ibu dan Anak Tiri Kandas Di Ruang Mediasi Oleh Mediator Hakim PA Ujung Tanjung
Menghadapi tantangan ini, diperlukan langkah konkret untuk membangkitkan kembali jiwa nasionalisme di kalangan generasi muda.
Salah satunya melalui pembaruan sistem pendidikan yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pada praktik dan teladan. Pengenalan Pancasila harus dilakukan dengan pendekatan yang menyenangkan, relevan, dan membumi — misalnya melalui media kreatif, film, seni, atau proyek sosial.
Artikel Terkait
Sebanyak 3 Toples Cacing Pita Ditemukan di Perut Anak 3 Tahun di Jember, Keluhannya Sudah 6 Bulan
Pemprov Banten Lakukan Pembongkaran Sisa Pagar Laut di Desa Kohod Kabupaten Tangerang
Sampah Di Teluk Labuan, Gubernur Banten Andra Soni: Perlu Solusi Jangka Panjang dan Komprehensif
Sengketa Waris Antara Ibu dan Anak Tiri Kandas Di Ruang Mediasi Oleh Mediator Hakim PA Ujung Tanjung
Contoh Permasalahan Warisan Tanpa Surat Wasiat
Pentingnya Nilai Pancasila Beserta Tantangannya di Era Globalisasi
Media Sosial dan Tantangan Pelestarian Nilai Pancasila di Era Digital