Dampak Negatif Game Online Terhadap Nilai-Nilai Pancasila

photo author
- Jumat, 18 April 2025 | 05:33 WIB
Penulis: Asep Muthoffar dan Rafli hidayat (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang PSDKU Serang) (Topmedia.co.id/Istimewa)
Penulis: Asep Muthoffar dan Rafli hidayat (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pamulang PSDKU Serang) (Topmedia.co.id/Istimewa)

Mengapa Pancasila Harus Tetap Menjadi Pegangan?
Pancasila bukan sekadar slogan atau dokumen historis, tetapi pedoman hidup yang harus diterapkan dalam berbagai aspek, termasuk dalam dunia digital.

Setiap sila dalam Pancasila menawarkan solusi konkret untuk menghadapi pengaruh negatif game online:

Baca Juga: Serahkan Kunci Rumah Layak Huni Kepada Warga Kabupaten Serang, Gubernur Banten Andra Soni Ingatkan Pola Hidup Bersih

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Mendorong individu untuk tetap memiliki batasan moral dan etika dalam bermain game, termasuk dalam berkomunikasi dengan sesama pemain.

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Menjaga sikap saling menghormati dan tidak mudah terprovokasi dalam lingkungan game yang penuh kompetisi.

3. Persatuan Indonesia
Mencegah perpecahan akibat fanatisme game atau budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Mengajarkan pentingnya komunikasi yang baik dan penyelesaian konflik secara damai, baik dalam komunitas game maupun di kehidupan nyata.

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Menginspirasi pemanfaatan teknologi dan game untuk kepentingan bersama, bukan sekadar hiburan individu.

Penting bagi pemerintah, komunitas, dan individu untuk mengedepankan literasi digital berbasis nilai-nilai Pancasila. Beberapa langkah konkret yang bisa diambil meliputi:

Edukasi tentang etika bermain game yang mengutamakan sportivitas, menghargai lawan, dan menghindari perilaku merugikan.

Mendorong pengembangan game lokal yang mengangkat nilai-nilai budaya dan kebangsaan.

Berkolaborasi antara pemerintah, pengembang game, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan game yang lebih sehat dan beradab.

Baca Juga: Lewat Hotman Paris, Ridwan Kamil Kantongi Data Ayah Kandung dari Anak Lisa Mariana: Seorang Napi

Dr. Heru Sutadi, Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, menekankan bahwa literasi digital sangat penting dalam menghadapi era game online.

Pada akhirnya, game online bukanlah musuh, tetapi alat yang bisa dimanfaatkan untuk membangun karakter positif jika digunakan dengan bijak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Febi Sahri Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB
X