peristiwa

Catatan Sejarah Peristiwa Besar di Banten Selatan, Rakyat Berjuang Melepaskan diri dari Penjajahan

Jumat, 3 Februari 2023 | 10:44 WIB
Sekali Peristiwa di Banten Selatan (foto:tangkapan layar )

TOPMEDIA - “Sekilas Peristiwa di Banten Selatan” adalah salah satu karya yang menunjukkan keberpihakan bersastra dari Pramoedya Ananta Toer.

Novel pendek ini mengemukakan bahwa rakyat yang bersatu dan bergotong-royong mampu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Kerjasama diantara rakyat mampu melepaskan rakyat dari penindasan.

Banten Selatan memiliki catatan karya sastra yang populer dan mendunia. Kekejaman ningrat terhadap rakyat yang begitu dahsyat telah menggugah para penulis masa itu untuk mengabadikan kekejaman tersebut. Salah satunya adalah Max Havelaar.

Baca Juga: Banyak Posisi Kosong! PT Sinar Sosro Buka Lowongan Kerja Terbaru Penempatan Jakarta, Cek Syaratnya Disini!

Max Havelaar lahir karena penulisnya menyaksikan kekejaman bagaimana penjajah bekerjasama dengan ningrat yang ada menindas rakyat.

Berbeda dengan Edward Douwes Dekker yang memfokuskan diri pada penderitaan rakyat yang ditindas, Pram lebih fokus kepada energi rakyat yang mampu untuk menolong diri sendiri dari penderitaan yang disebabkan oleh penindasan.

Pram menyuarakan bahwa rakyat mempunyai kekuatan yang tak terkalahkan jika mereka bersatu.

Novel yang ditulis berdasarkan kunjungan singkat Pram ke Banten Selatan ini adalah novel yang menggugah semangat rakyat untuk lepas dari penjajahan.

Kunjungan Pram ke wilayah yang subur tetapi miskin ini membuatnya prihatin. Pram ingin rakyat bersatu membela dirinya sendiri. Mungkin dalam kunjungan Pram tersebut, ia melihat betapa rakyat loyo tak berdaya.
Tidak ada semangat dari rakyat untuk mengubah nasipnya. Pram berharap melalui novel pendek ini semangat rakyat untuk bergotong-royong menolong dirinya sendiri bisa dibangkitkan.

Baca Juga: PT Matahari Department Store Buka Lowongan Kerja Terbaru Untuk Posisi Kasir Penempatan Jakarta, Ini Syaratnya!

Tokoh Ranta novel ini adalah seorang lelaki biasa yang kemudian menjadi Lurah. Seperti penduduk lainnya, Ratna diliputi ketakutan yang luar biasa kepada para elite yang mengekslpoitasinya.

Ia diperintah oleh Juragan Musa untuk mencuri bibit karet. Setelah bibit didapatnya, ia malah dituduh mencuri, supaya Juragan Musa tak perlu membayar Ranta. Menyadari bahwa dirinya sudah tak memiliki pilihan lagi, maka Ranta akhirnya melawan.

Ranta didukung oleh tiga orang rakyat yang juga pernah merasakan penderitaan yang sama. Saat melawan Juragan Musa itulah Ranta menemukan fakta bahwa Juragan Musa adalah seorang anggota DI/TII. Maka Ranta bekerja sama dengan tentara menggerebek Juragan Musa.

Ranta sebagai Lurah bekerjasama dengan rakyatnya untuk mempertahankan desa dari serangan DI/TII. Karena gotong-royong dan terorganisir dengan baik, maka rakyat bisa mengalahkan para penyerbu itu.

Pram tidak berhenti sampai dengan melawan para penindas dalam novelnya. Pram juga menunjukkan bahwa gotong-royong juga sangat berguna untuk meningkatkan kesejahteraan. Rakyat bekerjasama untuk membongkar lahan semak menjadi lahan perkebunan.

Halaman:

Tags

Terkini