TOPMEDIA.CO.ID - Kejadian Viral di Media Sosial (Medsos) dimana seseorang yang dikeroyok oleh warga, diduga buntut dari aksi pengeroyokan ustad di Baros, Kabupaten Pandeglang.
Hal inipun ditanggapi oleh sejumlah lapisan elemen masyarakat dan para tokoh, seperti salah satunya Ketua DPC BPPKB Kabupaten Lebak, Gusrian mengatakan, bahwa apa yang dilakukan oleh oknum orang batak kepada Ustadz di Pandeglang sangat di sesalkan.
Namun, kata dia, pada bulan Ramadhan sudah seharusnya menahan rasa emosi.
"Jangan kembali kita membuat anarkis, ada hukum yang mengatur dan kita percayakan proses hukum kepada kepolisian," ungkap Gusrian melalui sambungan telepon, Kamis 4 April 2024.
Terlebih, sambungnya, di Indonesia sendiri hidup berbangsa dan bernegara dan harus bersatu.
"Dimana kita diajarkan pancasila harus di pertahankan bersama. Untuk menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa. Ini harus disikapi secara arif dan bijaksana," jelasnya.
Baca Juga: BEM UI Kritik TNI Diduga Melanggar HAM Aniaya Warga Sipil di Papua, Prajurit Tantang KKN di Desa OPM
Diakhir wawancara, ia mengakui, memang terkadang di Banten sendiri adalah suatu hal yang wajar, ketika berbicara tentang Banten ulama yang dicintainya disakiti.
"Namun hal ini jangan sampai menyakiti, apalagi di bulan Ramadhan adalah ujian yang besar dan ujian kesabaran. Berpuasa bukan hanya menahan haus dan lapar," tuturnya.
Diketahui sebelumnya aksi kekerasan terhadap seorang ustad yang tersebar luas di media sosial oleh sekelompok orang telah memicu kemarahan publik.
Dari berberapa keterangan pihak kepolisian menyatakan, bahwa insiden tersebut kini sudah ditangani dan ada pelaku pengeroyokan sudah diamankan.
Kejadian tersebut tepatnya berada di Jalan Serang – Pandeglang di Kecamatan Baros. Kronologi dari pengeroyokan terhadap Ustaz Muhyi, saat baru pulang dari RSUD Banten usai menjenguk ayahnya yang tengah dirawat.
Saat korban bersama istri, ibu, kakak, dan adiknya melintasi Desa Sukamanah, Kecamatan Baros, melintasi kerumunan para pengendara motro.