Ucapan Emmanuel Macron Soal Kekacauan Ekonomi Politik Eropa Jadi Kenyataan

photo author
- Sabtu, 9 April 2022 | 23:10 WIB
Ilustrasi foto, kilang minyak bumi (pexels)
Ilustrasi foto, kilang minyak bumi (pexels)

TOPMEDIA – Ekonomi Eropa terjun bebas menyusul kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatur agar 'negara-negara tidak bersahabat' membayar ekspor gas alam hanya dalam Rubel.

Strategi Ekonomi Vladimir Putin untuk menghancurkan Eropa menjadi nyata. Negara Hungaria setuju untuk membayar dengan Rubel.

Kekacauan Ekonomi dan perpecahan Eropa sudah disadari oleh Turki, Prancis, dan Jerman. Mengutip artikel Tomedia sebelumnya tentang pidato politk Emmanuel Macron pada konferensi para duta besar ;

Baca Juga: Emmanuel Macron : Prancis Siap Jadi Penjamin Proses Perdamaian di Ukraina

“Eropa bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk mengusir Rusia, yang mungkin merupakan kesalahan geopolitik terbesar Eropa di abad ke-21.

Hasil dari pengusiran Rusia adalah bahwa Rusia tidak punya pilihan selain merangkul China, dan ini hanya memberi China dan Rusia kesempatan untuk melakukan pemanasan.

Tetapi sebelum seperangkat aturan baru ini sepenuhnya ditetapkan, revolusi teknologi baru telah membawa kita tidak hanya ketidakseimbangan ekonomi, tetapi juga kontradiksi kelas antropologis dan kontradiksi ideologis.

Baca Juga: Emanuel Macron, Tidak akan ada Perdamaian di Eropa Jika...

Pada akhirnya, itu akan membawa bencana besar dan ketidak stabilan pada demokrasi yang kita banggakan.

Anda sekalian dapat melihat gejolak ekonomi itu, gejolak geopolitik, gejolak teknologi informasi, dan gejolak demokrasi. Semua pergolakan ini terjadi pada saat yang bersamaan, dan apa yang harus kita lakukan?.”

Viktor Orban, perdana menteri Hungaria mengatakan bahwa negara tersebut tidak keberatan memenuhi permintaan Kremlin menggunakan Rubel untuk membayar impor minyak dan gas.

Baca Juga: Emmanuel Macron Jengkel, Balas Kritik Pedas PM Polandia

Sikap Hungaria membayar dengan Rubel dikecam oleh sejumlah negara Eropa.

Beberapa negara Uni Eropa, seperti Prancis, mengatakan permintaan itu bukan pelanggaran kontrak karena perusahaan masih dapat membayar dalam Euro.

Sementara negara Eropa lainnya seperti Denmark mengutuk permintaan Kremlin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X