Kesehatan Presiden Soekarno di Tengah Tragedi G30S PKI, Antara Fakta dan Spekulasi

TOPMEDIA.CO.ID - Pada akhir September 1965, Indonesia diguncang oleh peristiwa yang dikenal sebagai Gerakan 30 September atau G30S/PKI.

Di balik drama politik dan kekerasan yang terjadi, kondisi kesehatan Presiden Soekarno menjadi salah satu topik yang banyak dibicarakan.

Lantas, bagaimana sebenarnya kesehatan Bung Karno saat itu? Mari kita telusuri lebih dalam.

Kesehatan Soekarno pada tahun tahun menjelang G30S/PKI memang menjadi perhatian banyak pihak.

Pada awal 1960 an, Soekarno sempat mendapatkan perawatan medis dari Republik Rakyat China (RRC) untuk beberapa masalah kesehatan yang ia alami.

Namun, pada tahun 1965, spekulasi mengenai kesehatannya semakin meningkat, terutama di kalangan politisi dan masyarakat Indonesia.

Beberapa sumber menyebutkan bahwa kondisi kesehatan Soekarno memburuk menjelang peristiwa G30S/PKI.

Ada yang mengatakan bahwa ia menderita berbagai penyakit, termasuk gangguan ginjal dan jantung.

Namun, tidak ada bukti medis yang jelas yang dapat mengonfirmasi seberapa parah kondisi kesehatannya saat itu.

Baca Juga: IDeaward 2024 – Mengapresiasi Kreativitas dan Inovasi Bangsa

Spekulasi mengenai kesehatan Soekarno juga digunakan oleh beberapa pihak untuk kepentingan politik.

PKI, misalnya, merasa khawatir dengan kondisi kesehatan Soekarno yang memburuk dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kekuatan politik mereka.

Di sisi lain, militer yang dipimpin oleh Jenderal Suharto juga memanfaatkan isu kesehatan Soekarno untuk memperkuat posisi mereka dalam menghadapi PKI.

Dalam film “Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI” garapan Arifin C Noer, digambarkan bahwa Soekarno berada dalam kondisi kritis dan berisiko meninggal.