gagasan

Mengapa Vonis Kasus Korupsi Tak Selalu Setimpal?

Kamis, 10 Oktober 2024 | 20:30 WIB
Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum Universitas Pamulang PKSDU Serang, Dhea Kusniati (Topmedia.co.id/Istimewa)

Penulis: Dhea Kusniati

NIM :221090200059

Mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum Universitas Pamulang PKSDU Serang

TOPMEDIA.CO.ID - Korupsi di Indonesia merupakan salah satu masalah besar yang telah merusak sendi-sendi kepercayaan masyarakat kepada pejabat.

Kasus-kasus korupsi besar yang melibatkan pejabat tinggi, pengusaha, dan politisi sering kali mencuat ke publik dengan harapan hukuman yang berat dapat memberikan efek jera. 

Namun, tidak jarang kita melihat vonis terhadap para pelaku korupsi yang dinilai tidak setimpal dengan kejahatan yang dilakukan, menimbulkan pertanyaan dan kritik dari berbagai kalangan.

Baca Juga: Profil dan Sosok Andika Hazrumy, Calon Bupati Serang Menginspirasi Generasi Muda

Fenomena Vonis Ringan dalam Kasus Korupsi

Salah satu penyebab utama ketidakpuasan publik terhadap vonis kasus korupsi adalah adanya putusan yang dinilai ringan atau tidak sebanding dengan dampak kejahatan tersebut. 

Dalam beberapa kasus, pelaku yang terbukti bersalah hanya divonis beberapa tahun penjara, sementara kerugian yang mereka timbulkan bisa mencapai miliaran bahkan triliunan rupiah. 

Ketidakadilan ini semakin jelas ketika dibandingkan dengan kasus-kasus kriminalitas umum, di mana pelaku kejahatan seperti pencurian sering mendapatkan hukuman yang jauh lebih berat.

Baca Juga: Mengenal Sosok Calon Bupati Serang Cerdas dan Termuda, 3 Program Unggulan Andika Hazrumy Pro Rakyat

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ringannya Vonis

1. Sistem Hukum

Halaman:

Tags

Terkini

Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Dunia Kerja

Minggu, 20 Juli 2025 | 15:34 WIB

Perekonomian Di Era Jokowi

Rabu, 2 Juli 2025 | 17:42 WIB