Karena layanan kesehatan dasar hampir tidak tersedia dan perempuan yang melahirkan tidak dapat mencapai rumah sakit karena kurangnya bahan bakar dan kapasitas di beberapa rumah sakit yang tersisa.
Perempuan-perempuan pengungsi yang hidup dalam kondisi yang memprihatinkan, melahirkan di tenda-tenda plastik dan gedung-gedung publik. Mereka yang berhasil melahirkan di rumah sakit sering kali kembali ke tempat penampungan darurat hanya beberapa jam setelah menjalani operasi caesar.
MSF mendukung rumah sakit Emirat dalam perawatan paska melahirkan dengan menambahkan 12 tempat tidur ke bangsal, untuk mencapai kapasitas 20 tempat tidur, sehingga memungkinkan lebih banyak pasien menerima pemantauan yang tepat pasca melahirkan.
“24 jam pertama pascapersalinan adalah waktu yang paling berisiko terjadinya komplikasi, dan mengingat orang-orang hidup dalam kondisi yang mengerikan. Penting untuk menjaga pasien di rumah sakit selama mungkin.”
Dengan sedikitnya akses terhadap layanan kesehatan ibu, banyak perempuan hamil yang tidak menerima layanan apa pun sejak awal perang, dan belum dapat memeriksa kesehatan anak mereka.
Perempuan Hamil
Saat hamil enam bulan, Rana Abu Hameida, 33 tahun, dirawat di bangsal bersalin di rumah sakit Emirat karena dia menderita komplikasi kehamilan. Rana tidak pernah melakukan pemeriksaan antenatal sejak awal perang.
“Setelah saya mengungsi, sulit mendapatkan transportasi dan mendapatkan layanan kesehatan,” katanya. Abu Hameida mengungsi dari Beit Lahya, di Gaza Utara, dan seperti Maha, kini tidur di tenda.
“Menemukan tempat untuk berobat atau mengatur hidup saya merupakan sebuah tantangan sehingga saya dapat melanjutkan pemeriksaan bulanan. Saya tinggal di tenda; hidup ini sulit, terutama ketika harus mencari makanan atau air dan tidur tanpa alas tidur yang layak.”
Lebih dari sepertiga pasien yang mencari layanan antenatal menunjukkan anemia, suatu kondisi yang sering dikaitkan dengan kekurangan zat besi, yang merupakan masalah penting bagi ibu hamil yang sering memerlukan suplementasi zat besi. Selain itu, hampir separuh dari ibu hamil tersebut menderita infeksi genitourinari, seperti infeksi saluran kemih.
Di Rafah, tim MSF memberikan perawatan pasca melahirkan serta dukungan kesehatan mental di rumah sakit Emirat. Di Klinik Al Shaboura, ibu hamil diberikan perawatan antenatal termasuk pemeriksaan malnutrisi dan diberikan makanan terapeutik tambahan jika diperlukan.
Pada minggu pertama bulan Januari, ginekolog dan dokter kandungan MSF memberikan perawatan antenatal kepada lebih dari 200 pasien di klinik Al Shaboura. Di bangsal perawatan pasca melahirkan di rumah sakit Emirat, dalam minggu pertama perluasan bangsal, tim MSF menerima lebih dari 170 pasien.
Namun, tanpa bantuan kemanusiaan yang memadai ke Gaza dan perlindungan terhadap beberapa fasilitas kesehatan yang masih berfungsi, maka penyediaan layanan kesehatan akan terus sia-sia.