Dampak Serangan Mematikan Israel di Gaza

photo author
- Selasa, 9 Agustus 2022 | 09:34 WIB
Ilustrasi foto, seorang ibu dan anak di Gaza Palestina meratapi rumahnya yang hancur ( @AmaanTyagi7 )
Ilustrasi foto, seorang ibu dan anak di Gaza Palestina meratapi rumahnya yang hancur ( @AmaanTyagi7 )

TOPMEDIA – Dampak serangan mematikan Israel di Gaza setidaknya sementara tercatat 350 warga sipil Palestina telah terluka sejak Jumat, menurut catatan Kementerian Kesehatan Gaza Palestina.

Jihad Islam menanggapi pemboman berat Israel di Gaza dengan bertindak melepaskan tembakkan balasan roket ke Israel.

Menurut media Israel, sebagian besar roket dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome, dan tidak ada kerugian serius yang dilaporkan dari pemerintah Israel.

Baca Juga: Qatar Sambut Gencatan Senjata Israel dan Palestina, Hentikan Pertumpahan Darah

Israel telah memperingatkan bahwa operasi "preemptive" terhadap apa yang dikatakannya adalah serangan yang direncanakan oleh Jihad Islam bisa berlangsung seminggu.

Walaupun sudah disepakati gencatan senjata namun pihak Palestina tetap memicu kekhawatiran akan semakin banyak korban ditemukan di jalur padat Gaza, rumah bagi 2,1 juta orang.

Israel dan Jihad Islam telah memperingatkan satu sama lain bahwa mereka akan menanggapi dengan kekerasan lebih lanjut.

Baca Juga: Pria Palestina Dibunuh oleh Pasukan Israel di Tepi Barat

Jalur yang terkepung oleh tentara Israel telah dilumpuhkan lewat serang membabi buta menargetkan pasokan bahan bakar Jihad Islam. Israel menangguhkan pengiriman serangan susulan

Dilansir laman Alarabiya, petugas medis Gaza memperingatkan mereka tidak dapat menanggapi secara efektif keadaan darurat karena "kekurangan obat-obatan akut".

Pengumuman gencatan senjata datang beberapa jam sebelum perjanjian damai ditandatangani di Doha oleh otoritas transisi Israel dan Jihad Islam.

Baca Juga: Linimasa: Peristiwa Serangan Israel di Tepi Barat Palestina

"Kesepakatan damai Doha", yang ditandatangani pada hari Senin, diperkirakan akan mengarah pada dialog rekonsiliasi nasional yang luas akhir bulan ini di negara Afrika Tengah, menyatukan berbagai kelompok dan partai, serta pemerintah dan pemberontak.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed Al-Ansari mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa upaya diplomatik Qatar di semua lini berorientasi pada "meredakan ketegangan" sebelum mereka mencapai titik kritis.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan dialog, yang akan diadakan di ibukota Chad, N'djamena, akan mencari "rekonsiliasi nasional inklusif".***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X