TOPMEDIA – Pada jaman sebelum masehi hingga pada abad ke-18, perang senjata tercatat dalam sejarah hanya menggunakan senjata konvesional seperti pedang, tombak, atau panah.
Abad ke 19 perang senjata berubah menjadi lebih canggih dan modern. Perang modern tidak terbatas pada penggunaan senjata api dan bom nuklir.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, persenjataan perang mengalami perubahan yang sangat signifikan.
Baca Juga: Serangan Cyber dan Sangsi Ekonomi Barat ke Rusia Gagal Total
Dalam sejarah perkembangan dunia, perang menjadi salah satu kejadian yang paling banyak mendapat perhatian manusia karena dapaknya yang memilukan.
Perang dengan penggunaan senjata biologis dalam beberapa kasus peperangan modern menjadi pusat perhatian para ilmuan. Berikut perbedaan senjata biologis dan Kimia.
Menurut World Health Organization (WHO), senjata biologis adalah senjata yang bekerja dengan melepaskan mikro-organisme yang mampu menimbulkan penyakit berbahaya bagi makhluk hidup.
Baca Juga: Rusia tidak akan Menyerah Melakukan Operas Khusus di Ukraina
Senjata Kimia adalah senjata yang mampu menyebarkan racun kimia yang mematikan, atau paling tidak mampu melumpuhkan dan meninggalkan luka parah bagi makhluk hidup.
Penggunaan senjata biologis secara sederhana ternyata sudah ada sejak beberapa abad yang lalu. Tahun 1155, Kaisar Barbarossa pernah meracuni sumur air dengan potongan tubuh manusia di Tortona, Italia.
Pada tahun 1346, bangsa Mongol pernah melemparkan jasad yang terinfeksi melewati dinding Pelabuhan Caffa.
Baca Juga: Putin Antisipasi Serangan NATO, Tunjuk Gubernur Baru di Lima Wilayah Rusia
Perahu yang kembali dari pelabuhan tersebut menuju ke Italia dipercaya menjadi penyebab menyebarnya wabah Black Death, atau wabah yang sempat menjadi wabah di Eropa, hingga membunuh satu per tiga penduduk Eropa.
Yang terakhir pada tahun 1495, dimana bangsa Spanyol pernah menjual wine yang dicampur darah pasien penyakit lepra kepada Italia.
Dilansir laman historia.id, penggunaan senjata biologis di era modern memang masih kurang populer dibandingkan dengan penggunaan senjata konvensional dan senjata Kimia.
Artikel Terkait
Pemerintah Turki Tutup Ruang Udara untuk Militer dan Pesawat Sipil Rusia
Rusia Stop Pasokan Gas ke Uni Eropa, Polandia dan Bulgaria Korban Pertama
Hubungan Rusia dan Indonesia, Era Uni Soviet hingga Rusia
Amerika, NATO, dan Uni Eropa Dorong Kiev Serang Perbatasan Rusia
Sheikh Mansour, Bantu Banyak Taipan Rusia Bisnis ke UEA