Pemerintah Turki Tutup Ruang Udara untuk Militer dan Pesawat Sipil Rusia

photo author
- Minggu, 24 April 2022 | 10:05 WIB
Ilustrasi foto, Recep Tayyip Erdogan, tengah (wikipefedia)
Ilustrasi foto, Recep Tayyip Erdogan, tengah (wikipefedia)

sssTOPMEDIA – Turki menutup ruang udara untuk militer Rusia, jet sipil menuju Suriah.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa izin berakhir pada April.

Turki menutup ruang udaranya untuk pesawat militer dan sipil Rusia yang terbang ke Suriah.

Baca Juga: AS dan NATO Gagal Sanksi Ekonomi Rusia, Beralih ke Provokasi Lain

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada wartawan selama turnya di Amerika Latin.

 "Kami memberikan izin dalam interval tiga bulan. Yang terakhir sampai April," katanya seperti dikutip surat kabar Sabah.

Diplomat top Turki menyatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Erdogan telah memberi tahu timpalannya dari Rusia Vladimir Putin tentang situasi tersebut.

Baca Juga: Situasi Global Memburuk, Presidensi G20 Indonesia Diharap Membawa Solusi atas Konflik Rusia-Ukraina

"Selanjutnya penerbangan dihentikan," tambahnya, seraya mengatakan bahwa proses tersebut dilakukan melalui dialog tentang Konvensi Montreux.

Situasi di garis pertempuran di Donbass berkobar pada 17 Februari.

Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR) yang memproklamirkan diri melaporkan pemboman paling masif oleh angkatan bersenjata Ukraina selama beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Boris Johnson Bertemu Narendra, Inggris Bujuk India Jauhi Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass, dia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus untuk melindungi orang-orang yang telah menderita pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun."

Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina, mencatat bahwa operasi itu ditujukan untuk denazifikasi dan demiliterisasi Ukraina.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X