TOPMEDIA - UE bergantung pada Rusia untuk sepertiga pasokan gasnya dan gangguan apa pun akan memperburuk krisis energi yang ada.
Uni Eropa bergantung pada Rusia untuk sekitar sepertiga dari pasokan gasnya dan gangguan apa pun akan memperburuk krisis energi yang ada yang disebabkan oleh kekurangan.
Ketegangan meningkat ketika Rusia telah mengumpulkan sekitar 120.000 tentara di perbatasan Ukraina dan menuntut aliansi pertahanan Barat menarik kembali pasukan dan senjata dari Eropa Timur dan melarang Ukraina, bekas negara Soviet, untuk bergabung dengan NATO.
Baca Juga: Erdogan Undang Vladimir Putin ke Turki, Ungkap Alasan Ambil Peran Krisis Ukraina-Rusia
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meminta Rusia untuk menarik kembali pasukannya dan melanjutkan dialog dengan Barat jika "serius" untuk mengurangi ketegangan.
Dmytro Kuleba @DmytroKuleba menuliskan tweet, ia mengatakan “Jika pejabat Rusia serius mengatakan mereka tidak menginginkan perang baru, Rusia harus melanjutkan keterlibatan diplomatik dan menarik kembali pasukan militer yang dikumpulkannya di sepanjang perbatasan Ukraina dan di wilayah yang diduduki sementara Ukraina. Diplomasi adalah satu-satunya cara yang bertanggung jawab, sahutnya”.
Seseorang di twitter @BikeroN74 memberikan tanggapan atas bunyi cuitan Dmytro Kuleba; 'Kami tidak ingin perang'
Baca Juga: Rusia Diambang Perang Dengan AS Dan NATO Buntut Krisis Ukraina
Moskow membantah rencana untuk menyerang tetapi mengatakan pada hari Minggu bahwa pihaknya akan meminta NATO untuk mengklarifikasi apakah mereka bermaksud untuk menerapkan komitmen keamanan utama, setelah sebelumnya mengatakan tanggapan aliansi terhadap tuntutannya tidak cukup jauh.
Dilasnir Interfax, Kementerian Luar Negeri Moskow akan terus memberikan dukungan kepada penduduk Donbas (daerah perbatasan Rusia-Ukraina).
Sementara itu mengutip dari kanal youtube Al Jazeera, Kepala NATO mengatakan Eropa perlu mendiversifikasi pasokan energinya, karena Inggris memperingatkan "sangat mungkin" bahwa Rusia, pemasok gas alam terbesar di benua itu, ingin menyerang Ukraina.
Baca Juga: Keren! Banten Pasarkan Produknya di Rusia
Sementara AS dan Inggris meningkatkan ancaman sanksi.
Pentagon mengatakan invasi skala penuh ke Ukraina oleh Rusia akan 'mengerikan', tetapi masih ada waktu untuk menghindari perang melalui diplomasi.
Dua pejabat tinggi militer AS berusaha mengatasi ketegangan yang meningkat selama berminggu-minggu di Eropa Timur, setelah Rusia mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasannya dengan Ukraina.
Artikel Terkait
Bulan Rajab Jatuh Pada Tanggal 2 Februari 2022, Ini Niat Puasa Rajab
Keistimewaan Melaksanakan Puasa Rajab Berdasarkan Riwayat Rasullulah SAW
Kumpulan Hadis Shahih, Sering Ditemukan Dalam Kehidupan Sehari-hari
Polda Sumut Tetapkan Dokter Suntikkan Vaksin Kosong Jadi Tersangka
Libur Imlek, Pemerintah Imbau Masyarakat Tidak Mudik dan Kumpul Keluarga