Ciptakan Lapangan Pekerjaan, Ahli Kemiskinan Ungkap Makan Bergizi Gratis bisa Tekan Angka Kemiskinan Capai 5,8%

photo author
- Kamis, 20 Maret 2025 | 11:56 WIB
uru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusufbersama Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Rabu (19/3).
uru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Arief Anshory Yusufbersama Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Rabu (19/3).

TOPMEDIA.CO.ID - Program yang di inisiasi oleh Presiden Prabowo yakni Makan Bergizi Gratis (MBG), disebut oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), yang juga ahli kemiskinan Prof. Arief Anshory Yusuf, bisa menekan kemiskinan hingga 5,8%.

Hal tersebut diungkapka oleh Prof. Arief Anshory yang juga menjabat sebagai Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), usai bertemu Prabowo bersama Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Rabu (19/3).

"Saya rasa kami dari DEN menyampaikan kajian tentang potensi dari dampak MBG ini terhadap penyerapan tenaga kerja juga kemiskinan. Jadi intinya program ini sangat bagus sekali dalam konteks menciptakan lapangan kerja baru sampai 1,9 juta, lalu kemudian menekan kemiskinan itu bisa berkurang mencapai 5,8 %," kata Arief.

Baca Juga: Wali Kota Serang Tegaskan Tidak Ada Investasi PIK 2 di Kasemen, Hanya Program CSR PT Agung Sedayu Group Untuk Kemajuan Ibukota Banten

Ia mencontohkan apabila dalam satu keluarga memiliki tiga orang anak, keluarga itu bisa mendapatkan perbulannya Rp 600.000 dari MBG, sekitar Rp 200 ribu dari Program Keluarga Harapan (PKH), dan sekitar Rp 200 ribu dari Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Ia menyebut program MBG yang berjalan sangat progresif ini perlu dipastikan berjalan dengan baik dengan segera melakukan business process review lalu audit rutin oleh BPKP, kemudian memberikan ruang untuk peran serta masyarakat, agar bisa melakukan monitoring, dan memperkuat pengawasan terkait bahan-bahan yang kalau tidak perlu impor tidak usah diimpor.

"Nah ini kita membuat rantai pasok terjaga sehingga impact nya seperti yang diharapkan tapi sekali lagi mari kita jaga bersama," tandas Arief.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ikawati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X