Alhasil, kemungkinanmu untuk mengundur ngerjain kimia akan tinggi.
2. Tidak ada rewards atau nilai yang dirasakan dari
suatu pekerjaan
Variabel lain yang mempengaruhi adalah nilai. Nilai ini merupakan “rewards” yang akan kamu dapat ketika berhasil menyelesaikan pekerjaan itu.
Baca Juga: Chat GPT Produk AS Dilawan Deep Seek AI Buatan China Yang Makin Melesat Penggunanya
Rewards itu bukan cuma berarti hadiah berupa barang fisik, ya. Tetapi, apakah kamu happy saat mengerjakannya, apa pengalaman yang kamu dapat ketika melakukannya. Kepuasan seperti apa yang kamu dapat setelah menyelesaikan pekerjaan itu.
Misalnya, kamu adalah tipikal orang yang suka mengerjakan tugas sendirian. Ketika di suatu hari rumahmu kedatangan tamu atau saudara dan menjadikannya berisik, kemungkinanmu menunda ngerjain tugas akan tinggi.
Karena, pengalamanmu saat mengerjakan tugas tidak kamu sukai.
3. Mudah Terdistraksi
Impulsivitas adalah seberapa mudah kamu terdistraksi.
Tentu, semakin gampang kedistrak, maka kemungkinan kamu menunda pekerjaan juga semakin tinggi. Buka laptop, mau buka file pekerjaan, eh tiba-tiba dapat notifikasi dari Instagram. Lalu, kamu kepancing untuk buka medsos dan berakhir main hape selama beberapa jam.
Baca Juga: BPKAD Banten Serahkan Laporan Layanan Informasi Publik Ke Komisi Informasi Banten
4. Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan Faktor terakhir adalah Waktu.
Ini merupakan jumlah waktu dari sekarang sampai kamu mendapatkan rewards akibat menyelesaikan pekerjaan. Semakin panjang jangka waktunya, semakin besar keinginanmu buat menunda-nunda.
Ini memang menjadi sifat natural manusia, sih, bagaimana kita lebih tertarik kepada rewards yang didapat dengan instan ketimbang harus menunggu lama terlebih dahulu.
Misalnya, kita cenderung lebih suka mendapatkan uang sepuluh ribu untuk membeli makanan di warung untuk ibumu sekarang, ketimbang dapat lima puluh ribu setelah 4 kali membelikan makanan di warung.
Makanya, ketika kita mendapatkan tugas yang deadline-nya “masih lama”, otak kita cenderung berpikir, “Apa penting gue kerjain sekarang?” Alhasil, motivasimu untuk mengerjakan jadi berkurang.
Artikel Terkait
Belajar dari Kesalahan Kontra China, PSSI Koreksi STY hingga Beri Bocoran Pemain Ini yang Bisa Bela Timnas Indonesia Lawan Jepang
SDN Cikerut Kota Cilegon Raih Penghargaan Komunitas Belajar Inspiratif di Ajang GTK Hebat 2024
Anak SD Akan Belajar Coding dan AI? Abdul Mukti Sebut Pembelajaran Ini Demi Ubah Kurikulum Pendidikan
Beri Sarana Belajar, Posyantek Lebak Denok Luncurkan Kampung Programing
Belajar dari Korban Pelecehan Seksual yang Berani Speak Up Usai Dilecehkan oleh Pria Disabilitas di Mataram
Kontribusi Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
Belajar dari Kasus Bullying di Surabaya dan Pencegahannya
Video Siswa Belajar Tanpa Meja dan Kursi Viral, Ini Kata Wali Kota Cilegon
Belajar dari Kasus Pembunuhan dan Pelecehan terhadap di Palembang dan Pariaman
Belajar dari Kasus Penipuan Cryptocurrency