TOPMEDIA – Khalifa Abu Bakar As Siddiq menjadi saksi kebenaran Surat Ar Rum pada saat terjadi pecah perang antara Persia dan Bizantium. Kaum Muslim di sisi lain bersimpati kepada Bizantium yang beragama Kristen dan percaya pada ke Esaan Tuhan.
Empat tahun setelah pernyataan resmi misi Nabi Muhammad SAW, perang pecah antara Persia dan Bizantium.
Dalam perang, Persia menyerbu wilayah Bizantium. Suriah dan Yerusalem jatuh ke tangan Persia pada tahun 614 SM.
Baca Juga: Kisah Khalifa Abu Bakar Melepas Perlindungan Ad Dughna
Persia selanjutnya bergerak ke Mesir dan mencaploknya pada tahun 616 SM. Bizantium dikalahkan, dan kehilangan banyak wilayah.
Kaum Quraisy Makkah bergembira atas kemenangan Persia. Mereka mengambil kemenangan seperti itu untuk menandakan bahwa dewa-dewa mereka lebih tinggi dari Tuhan orang-orang Kristen dan orang-orang Muslim.
Pada tahap inilah Surat Ar Rum ayat 30 diturunkan. Orang-orang Yunani (Bizantium) telah dikalahkan di negeri tetangga; Tetapi setelah kekalahan, mereka akan memperoleh kemenangan dalam beberapa tahun.
Baca Juga: Kisah Rasulullah SAW Menunjuk Khalifa Abu Bakar sebagai Imam
Surat Ar Rum ayat 30; Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.
Perintah Allah sebelum dan sesudahnya. Pada hari orang-orang Yunani memenangkan kemenangan, orang-orang beriman akan bergembira.
Allah memberikan kemenangan kepada siapa yang Dia kehendaki, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Itu adalah janji Allah. Janji-Nya tidak akan pernah salah; namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.
Baca Juga: Kisah Istri Nabi Muhammad SAW, Mariyah Al-Qibtiyah Perempuan dari Mesir
Ketika Nabi Muhammad SAW memberi tahu para sahabatnya tentang wahyu itu, mereka merasa sangat bahagia.
Ketika wahyu datang, Bizantium bersembunyi, dan prima facie tampak sulit bahwa Bizantium akan mengalahkan Persia dan mendapatkan kembali wilayah mereka.
Bahkan dikalangan umat Islam ada beberapa orang yang merasa skeptis. Iman Abu Bakar As Siddiq tidak pernah goyah. Dia merasa yakin bahwa ramalan itu akan digenapi.
Artikel Terkait
Kisah Al-Ala’ bin al-Hadhrami, Berdoa untuk Kendalikan Air
Kisah Qais bin Muslim, Tidak Jadi Bertemu karena Shalat Tahajud
Kisah Sufyan Ats Tsauri dan Air Zamzam
Islam dan Perniagaan yang Menguntungkan, Kisah Sahabat Rasulullah
Kejujuran Ka'ab bin Malik Berubah Menjadi Nikmat, Kisah Sahabat Rasulullah SAW