TOPMEDIA.CO.ID - Terjadi wabah baru di Negara Jepang, wadah tersebut bernama Sindrom Syok Toksik Streptokokus atau disingkat menjadi penyakit STSS.
Penyakit STSS ini disebabkan oleh Streptococcus Grup A, yaitu terdapat bakteri radang tenggorokan pemakan daging.
Penyakit ini berbahaya dan sangat mematikan karena bakteri jahat yang memakan daging manusia dari dalam tubuh.
Bakteri radang tenggorokan pemakan daging ini kian meroket di Negara Jepang.
Tercatat dari data sepanjang bulan Januari tahun 2024 sampai bulan Maret 2024 dilaporkan 77 orang yang meninggal dunia karena terkena wabah STSS.
Kementrian Jepang telah melaporkan ada kasus terdata 977 yang terkena sindrom Syok Toksik Streptococcus hingga 2 Juni tahun melampaui rekor tahun 2003 sampai 2023 sebanyak 941 jiwa.
Baca Juga: Inilah Daftar Pekerja yang Terkena Imbas dari Peraturan Tapera Potong Gaji Sampai 3 Persen
Penyakit ini berpotensi mematikan dengan angka kematian bisa melebihi 30 persen, kondisi ini jarang namun serius terjadi ketika bakteri mencapai aliran peredaran darah dan menyebabkan respon inflamasi sistemik dan syok toksik.
Adapunn gejala yang sangat mengancam karena mempunyai riwayat ini :
1. Tekanan darah rendah
2. Kegagalan organ
3. Sering kehilangan kesadaran atau pinsan
4. Penyakit jantung.
Penyakit menular dan bisa ditularkan dari usia anak anak menginjak sekolah.
Kementrian Kesehatan Jepang menyebutkan kasus infeksi Syok Toksik Streptokokus bakteri pemakan daging manusia tahun 2024 mencapai rekor tertinggi sejak 1999.
Dengan tingkat infeksi saat ini jumlah kasus di Jepang yang mengalami gejala mencapai 2,500 jiwa DPO.
Pemerintah Jepang menggatakan penyakit mematikan ini sangat ganas karena yang terkena tak lama setelah pasien mengalami pembengkakan di kaki pada pagi hari kemudian pembengkakan menyebar ke lutut pada siang hari dan tidak bertahan lama kebanyakan pasien meninggal dalam waktu 48 jam.
Namun para ahli dan penelitian Jepang masih terus menyelidiki kasus Syok Toksik Streptokokus mengapa di tahun 2024 menyebabkan lonjakan yang sangat tinggi.
Institut Penyakit Menular Nasional Jepang (NIID) melaporkan masih banyak yang belum mengetahui mekanisme penularan dan kerja infeksi Ter di dalam tubuh.
Artikel Terkait
Cara Membuat Brem Khas Madiun, Bisa Menghilangkan Jerawat di Wajah Jika dimakan Secara Rutin, Bikin di Rumah Lebih Higenis dan Aman Kandungannya
Apakah Masak Menggunakan Air Fryer Mengikuti Trend Lebih Baik Bagi Kesehatan, atau Masak Menggunakan Minyak yang Lebih Baik ? Simak Ini Jangan Sampai
Petugas BPOM Menemukan 3 Pegadang di Wisata Kota Tua yang Makanannya Memakai Formalin, Inilah Ciri Jika Makanan Mengandung Formalin
Hormon Tidak Seimbang ? Inilah Beberapa Vitamin yang Bisa Meningkatkan Hormon
Ikan Teri yang Mungil ini Ternyata Memiliki Sejuta Manfaat Terutama Untuk Pertumbuhan dan Kekuatan Tulang
5 Ribu Anak Anak Mengalami Putus Sekolah Terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Inilah Faktornya
PPDB 2024, Ada 12 Ribu Daya Tampung SMPN di Kota Serang Hanya 6 Ribu, Faktornya Banyak Sekolah Rusak
Lagi Liburan Sekolah Datengin aja 5 Rekomendasi Wisata di Cilegon Hanya 3 Jam dari Jakarta
E-commerce China Semakin Digitalis dan Menglobalisasi, E- Commerce China Bakal Jajah RI Sektor UMKM Menangis ?
Platform Besar Datang, Aplikasi Temu Akan Sangat Mengancam UMKM Lokal, Kemenko Khawatir