Wabah Baru di Jepang yang Sangat Mematikan Hanya Perlu 48 Jam saja yang Terjangkit langsung Meninggal Dunia

photo author
- Rabu, 26 Juni 2024 | 11:04 WIB
Wabah di Jepang  (Topmedia.co.id /  Istimewa)
Wabah di Jepang (Topmedia.co.id / Istimewa)


TOPMEDIA.CO.ID - Terjadi wabah baru di Negara Jepang, wadah tersebut bernama Sindrom Syok Toksik Streptokokus atau disingkat menjadi penyakit STSS.

Penyakit STSS ini disebabkan oleh Streptococcus Grup A, yaitu terdapat bakteri radang tenggorokan pemakan daging.

Penyakit ini berbahaya dan sangat mematikan karena bakteri jahat yang memakan daging manusia dari dalam tubuh.

Bakteri radang tenggorokan pemakan daging ini kian meroket di Negara Jepang.

Tercatat dari data sepanjang bulan Januari tahun 2024 sampai bulan Maret 2024 dilaporkan 77 orang yang meninggal dunia karena terkena wabah STSS.

Kementrian Jepang telah melaporkan ada kasus terdata 977 yang terkena sindrom Syok Toksik Streptococcus hingga 2 Juni tahun melampaui rekor tahun 2003 sampai 2023 sebanyak 941 jiwa.

Baca Juga: Inilah Daftar Pekerja yang Terkena Imbas dari Peraturan Tapera Potong Gaji Sampai 3 Persen

Penyakit ini berpotensi mematikan dengan angka kematian bisa melebihi 30 persen, kondisi ini jarang namun serius terjadi ketika bakteri mencapai aliran peredaran darah dan menyebabkan respon inflamasi sistemik dan syok toksik.

Adapunn gejala yang sangat mengancam karena mempunyai riwayat ini :
1. Tekanan darah rendah
2. Kegagalan organ
3. Sering kehilangan kesadaran atau pinsan
4. Penyakit jantung.

Penyakit menular dan bisa ditularkan dari usia anak anak menginjak sekolah.

Kementrian Kesehatan Jepang menyebutkan kasus infeksi Syok Toksik Streptokokus bakteri pemakan daging manusia tahun 2024 mencapai rekor tertinggi sejak 1999.

Dengan tingkat infeksi saat ini jumlah kasus di Jepang yang mengalami gejala mencapai 2,500 jiwa DPO.

Pemerintah Jepang menggatakan penyakit mematikan ini sangat ganas karena yang terkena tak lama setelah pasien mengalami pembengkakan di kaki pada pagi hari kemudian pembengkakan menyebar ke lutut pada siang hari dan tidak bertahan lama kebanyakan pasien meninggal dalam waktu 48 jam.

Namun para ahli dan penelitian Jepang masih terus menyelidiki kasus Syok Toksik Streptokokus mengapa di tahun 2024 menyebabkan lonjakan yang sangat tinggi.

Institut Penyakit Menular Nasional Jepang (NIID) melaporkan masih banyak yang belum mengetahui mekanisme penularan dan kerja infeksi Ter di dalam tubuh.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X