Penelitian: Perubahan Iklim Meningkatkan Risiko Munculnya Virus Baru

photo author
- Jumat, 29 April 2022 | 09:57 WIB
Ilustrasi, Kelelawar (@lunn_tamika)
Ilustrasi, Kelelawar (@lunn_tamika)

TOPMEDIAPerubahan iklim akan mendorong hewan menuju daerah yang lebih dingin di mana pertemuan pertama mereka dengan spesies lain akan sangat meningkatkan risiko virus baru.

Para peneliti memperingatkan hasil penelitian perubahan iklim mendorong virus baru akan cepat menginfeksi manusia.

Berdasarkan penelitian, saat ini setidaknya ada 10.000 virus yang “beredar diam-diam” di antara mamalia liar yang memiliki kemampuan untuk menyeberang ke manusia, sebagian besar di kedalaman hutan tropis.

Baca Juga: Doa Terlepas Dari Covid 19, Ini Cara Komunitas HDCI Di Kota Serang

Kemungkinan titik panas termasuk perubahan iklim di Sahel, Dataran Tinggi Ethiopia, Lembah Rift, India, Cina timur, Indonesia, dan Filipina.

Dilansir laman aljazeera.com, Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature, ketika suhu yang meningkat memaksa mamalia tersebut untuk meninggalkan habitat asli mereka.

Mereka akan bertemu spesies lain untuk pertama kalinya, menciptakan setidaknya 15.000 contoh virus baru yang berpindah diantara hewan pada tahun 2070.

Baca Juga: Indonesia Menuju Transisi Pandemi ke Endemi Covid-19

“Kami telah menunjukkan mekanisme penyakit baru dan berpotensi yang dapat mengancam kesehatan populasi hewan di masa depan. kemungkinan besar akan berdampak pada kesehatan kita juga,” kata rekan penulis studi Gregory Albery, ahli ekologi penyakit di Georgetown Universitas.

“Pekerjaan ini memberi kita lebih banyak bukti tak terbantahkan bahwa dekade mendatang tidak hanya akan lebih panas, tetapi lebih sakit,” kata Albery.

Penelitian yang dilakukan selama lima tahun, mengamati 3.139 spesies mamalia, memodelkan bagaimana gerakan mereka akan berubah di bawah berbagai skenario pemanasan global, kemudian menganalisis bagaimana penularan virus akan terpengaruh.

Baca Juga: Penundaan Pemilu di Sejumlah Negara Dunia Mengalami Tren Penurunan Meski Pandemi Covid-19

Para peneliti menemukan hasil penelitian bahwa kontak baru antara mamalia yang berbeda secara efektif akan berlipat ganda, dengan pertemuan pertama terjadi di mana-mana di dunia, tetapi terkonsentrasi di Afrika tropis dan Asia Tenggara.

Ancaman kelelawar

Pemanasan global dan perubahan iklim juga akan menyebabkan kontak pertama terjadi di daerah yang lebih padat penduduknya, di mana orang “cenderung rentan, dan beberapa virus akan dapat menyebar secara global dari pusat populasi mana pun”, menurut penelitian tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X