TOPMEDIA.CO.ID – Thomas Matthew Crooks, pelaku penembak mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada minggu lalu terbonkar identitasnya meski penyelidikan masih berlangsung.
Thomas Matthew melancarkan aksinya dengan senapan semi otomatis jenis AR – Style 556 dari sebuah atap gedung yang berjarak 150 meter kurang dari podium tempat Donald Trump berpidato dalam acara kampanye di Pennysylvania pada Sabtu (13/7/2024).
Dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (16/7), sumber keamanan tersebut menuturkan tim penembak jitu berasal dari Unit Layanan Daruratt Wilayah Butler atau lembaga keamanan setempat.
Bahkan FBI juga melakukan identifikasi terhadap pelaku pembunuhan tersebut untuk membunuh Donald Trump.
“FBI telah mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks (20) dari Bethel Park, Pennysvlvania, sebagai subjek terlibat dalam upaya pembunuhan mantan Presiden Donald Trump, Sabtu (13/7/2024), di Butler, Pennysylvania,” jelas FBI.
Ternyata, Thomas Matthew merupakan anggota Partai Republik yang sebelumnya sudah memberikan kontribusi kecil terhadap kelompok yang berpihak di Partaai Demokrat.
Dia merupakan lulusan dari Sekolah Menengah Bethel Park pada tahun 2022, menurut laporan media setempat dan video pembukaan video tersebut.
Bahkan, Thomas juga memilih untuk mendaftarkan diri sebagai anggotta Partai Republik. Hal ini berdasarkan daftar di database pemilih Pennsylvania yang tervalidasi dengan nama, usia, hingga alamat Betthel Park saat digeledah oleh aparat penegak hukum.
Baca Juga: Sri Mulyani Beri Kode Tak Akan Lagi Menteri Keuangan di Era Prabowo Subianto
Pemilihan presiden di AS tahun 2024 merupakan pemilihan presiden pertama kalinya bagi dia lantaran sudah cukup umur dan ikut serta.
Di sisi lain, banyak kritikan dan pertanyaan terhadap lembaga keamanan terutama polisi setempat bahkan Secret Service yang dinilai gagal untuk mengamankan Donald Trump.
Apalagi, banyak pihak juga menilai penembakan Trump adalah kegagalan terbesar bagi Secret Service sejak meninggalnya Presiden Ronald Regan pada 1981 karena ditembak oleh penembak jitu.
Tak hanya itu, Kongres AS terutama dari partai Republik akan turut tangan untuk menyelidiki bagaimana Thomas bisa luput dari pengawasan Secret Service.
Sementara itu, FBI juga menungkap bahwa Crooks tak mempunyai riwayat kriminal ataupun masuk dalam daftar radar aparat keamanan.***