TOPMEDIA - Maha (bukan nama sebenarnya), pengungsi Gaza pergi ke rumah sakit saat persalinannya baru saja dimulai, namun ditolak karena semua ruang bersalin penuh. Karena putus asa, dia kembali ke tenda daruratnya, salah satu dari banyak tenda pengungsian di Rafah, Palestina, di tengahuaca musim dingin.
Rafah, sebuah kota di Gaza selatan, menampung 300.000 warga Palestina sebelum perang. Jumlah tersebut melonjak menjadi 1,5 juta orang ketika warga Gaza melarikan diri dari pemboman Israel dan perintah evakuasi di wilayah utara dan tengah.
Sayangnya, Maha tidak bisa kembali ke rumah sakit. Dia melahirkan putranya yang sudah meninggal di kamar mandi umum, demikian siaran pers dari MSF yang diterima Rabu (31/1/2024).
Perang di Gaza, yang ditandai dengan kurangnya bantuan kemanusiaan dan serangan terhadap fasilitas layanan kesehatan, telah sepenuhnya mengganggu akses terhadap layanan kesehatan ibu.
Baca Juga: MSF Sesalkan RS Nasser di Gaza Selatan Hancur Dibom Tentara Israel
Ini membuat ibu dan anak-anak mereka menghadapi risiko kesehatan yang serius dan bahkan mengancam jiwa.
Di wilayah Rafah, rumah sakit bersalin Emirat berdiri sebagai fasilitas utama yang masih tersisa untuk memenuhi kebutuhan kesehatan ibu bagi perempuan hamil yang mengungsi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, diperkirakan 50.000 perempuan sedang hamil, dan menurut UNICEF diperkirakan 20.000 bayi telah lahir sejak dimulainya perang.
Bergulat dengan lonjakan kebutuhan dan kurangnya kapasitas, rumah sakit Emirat kini hanya dapat merespons persalinan yang paling mendesak dan mengancam jiwa.
Tim Doctor Without Borders / Médecins Sans Frontières (MSF) sangat khawatir akan semakin buruknya layanan obstetri di Gaza, yang disebabkan oleh pemboman yang terus menerus, pembatasan bantuan kemanusiaan, dan serangan terhadap fasilitas kesehatan.
Rafah Mengerikan
“Dengan begitu banyak orang yang mengungsi, situasi di Rafah sangat mengerikan,” kata koordinator darurat MSF di Gaza, Pascale Coissard.
“Semua tempat penuh sesak, orang-orang tinggal di tenda, sekolah, dan rumah sakit. Rumah sakit Emirat kini menangani tiga kali lipat jumlah persalinan yang ditangani sebelum perang.”
Krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza telah menyebabkan para ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan kesehatan selama berbulan-bulan.