Kelahiran Nabi Ismail ‘Alaihissalam dan Permulaan Sunah Berkurban

photo author
- Sabtu, 21 Mei 2022 | 10:23 WIB
Ilustrasi foto, gurun pasir di Arab (pexels)
Ilustrasi foto, gurun pasir di Arab (pexels)

Kemudian Siti Hajar kembali dan Nabi Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan mereka tidak melihatnya lagi, Nabi Ibrahim menghadap ke arah Ka’bah lalu berdoa untuk mereka dengan mengangkat kedua belah tangannya.

Dalam doanya ia berkata, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim: 37)

Kemudian Siti Hajar mulai menyusui Ismail dan minum dari air persediaan. Hingga ketika air yang ada pada Geriba habis, dia menjadi haus, begitu juga anaknya.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Menempuh Perjalanan Menuju Kota Yatsrib

Lalu dia memandang kepada Nabi Ismail sang bayi yang sedang meronta-ronta, kemudian Hajar pergi meninggalkan Nabi Ismail dan tidak kuat melihat keadaannya.

Maka Siti Hajar mendatangi Bukit Shafa sebagai gunung yang paling dekat keberadaannya dengannya. Siti Hajar berdiri di sana lalu menghadap ke arah lembah dengan harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun.

Maka Siti Hajar turun dari Bukit Shafa dan ketika sampai di lembah, dia menyingsingkan ujung pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang keras, hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di Bukit Marwah.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Menempuh Perjalanan Menuju Kota Yatsrib

Lalu Siti Hajar berdiri di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak melihat ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara Bukit Shafa dan Marwah).

Saat Siti Hajar berada di puncak Bukit Marwah, dia mendengar ada suara, lalu dia berkata dalam hatinya “diamlah” yang Siti Hajar maksud adalah dirinya sendiri.

Kemudian Siti Hajar berusaha mendengarkannya maka dia dapat mendengar suara itu lagi.

Maka Siti Hajar berkata, “Engkau telah memperdengarkan suaramu jika engkau bermaksud memberikan bantuan.”

Ternyata suara itu adalah suara malaikat Jibril ‘alaihissalam yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril mengais air dengan sayapnya hingga air keluar memancar.

Baca Juga: Kisah Hafshah binti Umar Bin Khathab, Cobaan dan Ganjaran Untuk Perempuan Mulia

Akhirnya Siti Hajar dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat Jibril berkata kepadanya, “Janganlah kamu takut ditelantarkan, karena di sini adalah rumah Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X