Dampak Tragedi G30S/PKI, Luka Sejarah yang Tak Terlupakan

photo author
- Senin, 30 September 2024 | 16:13 WIB
Sejumlah orang merusak toko yang dimiliki warga yang diduga terkait dengan PKI (Foto: Getty Images, 1965)
Sejumlah orang merusak toko yang dimiliki warga yang diduga terkait dengan PKI (Foto: Getty Images, 1965)

TOPMEDIA.CO.ID - Tragedi G30S/PKI adalah salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia.

Terjadi pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, peristiwa ini meninggalkan dampak yang mendalam bagi bangsa Indonesia, baik dari segi politik, sosial, maupun ekonomi.

Dampak Politik

Tragedi G30S/PKI mengubah peta politik Indonesia secara drastis. Setelah peristiwa ini, kekuasaan Presiden Soekarno mulai meredup dan akhirnya digantikan oleh Soeharto yang memulai era Orde Baru.

Salah satu dampak politik terbesar adalah lahirnya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang memberikan kekuasaan penuh kepada Soeharto untuk mengendalikan situasi.

Selain itu, PKI (Partai Komunis Indonesia) yang sebelumnya merupakan salah satu partai politik terbesar di Indonesia, dihancurkan dan anggotanya ditangkap atau dibunuh.

Dampak Sosial

Dampak sosial dari tragedi ini sangat luas. Banyak orang yang dianggap terlibat atau simpatisan PKI mengalami diskriminasi dan kekerasan.

Mereka yang selamat sering kali diberi label “Eks Tapol” (Eks Tahanan Politik) yang membuat mereka sulit mendapatkan pekerjaan dan diterima di masyarakat.

Baca Juga: Kesehatan Presiden Soekarno di Tengah Tragedi G30S PKI, Antara Fakta dan Spekulasi

Selain itu, tragedi ini juga menciptakan trauma kolektif yang dirasakan oleh banyak keluarga korban hingga generasi berikutnya.

Dampak Ekonomi

Secara ekonomi, tragedi G30S/PKI menyebabkan ketidakstabilan yang berkepanjangan. Banyak aset yang disita dan ekonomi negara mengalami kemunduran.

Pemerintah Orde Baru kemudian melakukan berbagai kebijakan ekonomi untuk memulihkan keadaan, namun dampak negatif dari peristiwa ini masih dirasakan dalam jangka panjang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X