TOPMEDIA.CO.ID - Dikalangan masyarakat jawa serta sunda masih percaya bahwa ibu yang sedang hamil jika mengonsumsi jenis seafood seperti cumi, kepiting, kerang dan lainnya akan menyebabkan anak lahir dengan perkembangan yang lambat dan berbadan lemas.
Keyakinan ini masih dipercaya oleh sebagai orang bahkan ketika ada anak yang bicaranya lambat atau jalannya lambat dipercaya karena selama hamil ibunya mengonsumsi makanan seafood.
Kepiting dan kerang adalah jenis makanan yang mengandung sumber protein cukup tinggi serta mengandung nutrisi lainnya yang berperan penting bagi kesehatan tubuh.
Seafood memiliki asam lemak terutama kepiting dan kerang yang masuk ke dalam omega 3 yang jika mengandung asam lemak berarti bagus untuk kesehatan organ jantung serta dapat mengurangi peradangan dalam tubuh.
Baca Juga: Inilah Daftar Pekerja yang Terkena Imbas dari Peraturan Tapera Potong Gaji Sampai 3 Persen
Vitamin B12 yang cukup tinggi terkandung dalam kepiting dan kerang berperan penting dalam produksi sel darah merah maka akan sangat bagus jika ibu hamil (bumil) mengonsumsi seafood karena memperbanyak sel darah merah.
Selain untuk memperoduksi sel darah merah vitamin B12 dalam seafood terutama kepiting dan kerang bagus untuk meningkatkan fungsi sistem saraf manusia.
Selain itu ada kandungan seng dan magnesium yang berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh serta mendukung proses metabolisme.
Ikan laut atau seafood bisa menyebabkan alergi pada anak, seperti ruam kulit, gatal, hingga masalah pencernan paling sedikitnya.
Faktor lain yang harus dipehatikan adalah kontaminais logam berat seperti merkuri yang bisa ditemukan dalam beberapa jenis makanan laut, mengonsumsi merkuri dalam jumlah yang besar dapat memengaruhi perkembangan otak anak.
Tetapi merkuri atau logam besar biasanya ditemui di ikan yang berukuran besar seperti tuna, dan hiu, serta lainnya.
Jadi tidak ada hubungannya memakan seafood dengan anak yang lambat berbicara dan lambat berjalan.
Faktor yang menyebabkan anak lambat adalah :
1. Faktor genetika
2. Lingkungan interaksi social
3. Lingkungan tempat anak tumbuh
4. Sering atau tidaknya orang tua mengajak anak komunikasi dari bayi.
Untuk mengatasinya adalah dengan paparan terhadap bahasa seperti percakapan sehari- hari, serta media seperti televise atau bacakan buku untuk memperkaya kosa kata anak.
Artikel Terkait
Miliki Nama Ilmiah Pisum Sativum, Kacang Kapri Banyak Sumber Vitamin C dan Kalium, Punya 7 Manfaat Untuk Kesehatan Tubuh
Kylian Mbappe Luapkan Amarahnya ke Lewandowski Dalam Laga Prancis vs Polandia Grup D Piala Euro 2024, Ada Apa ?
Buah Lebih Sehat dimakan Langsung Atau dijus ? Inilah Penjelasan Spesialis Ahli Gizi, Agar Tidak Salah Langkah
10 Juta Gen Z Menganggur, Inilah Alasan Kenapa Gen Z Mengangur Karena Beberapa Faktor diantaranya...
Terjadi Turbulensi Pada Pesawat Korean Air Terjun 35 Ribu Kaki Dalam Waktu 15 Menit, Tetapi Selamat, Ini Kronologinya
Kuasa Hukum Pegi Setiawan Menolak Untuk Melakukan Rekonstruksi Ulang, Ini Tanggapan Penasihat Kapolri
Hasil Survei Pandawa Research, Elektabilitas Andika Hazrumy Raih 82,1 Persen
Calon Gubernur Banten Idaman Rakyat, Ribuan Kader Gerindra Kabupaten Serang Deklarasikan Dukungan Ke Andra Soni
China Memberi Peringatan Ke Filipina Untuk Hentikan Provokasi Menyesatkan Masyarakat Internasional kepada China
Pemerintah diminta Menahan Kenaikan Harga Dengan Mengkaji Ulang Harga BBM dan Tarif Listrik