Polisi Tetapkan Ada 2 Korban Tambahan dari Dokter PPDS Cabul, Terungkap Keduanya Merupakan Pasien: Masih di Rumah Sakit

photo author
- Kamis, 10 April 2025 | 22:15 WIB
2 Korban Tambahan Kekerasan Seksual Oleh Dokter Residen di RSHS. (Google Photo)
2 Korban Tambahan Kekerasan Seksual Oleh Dokter Residen di RSHS. (Google Photo)

TOPMEDIA.CO. ID - Kasus kekerasan seksual yang melibatkan dokter residen Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung terus berkembang. Polda Jawa Barat kini mengonfirmasi bahwa jumlah korban bertambah menjadi tiga orang.

Direktur Direktorat Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jabar, Kombes Pol Surawan, mengungkapkan bahwa dua korban baru melapor melalui hotline yang telah dibuka khusus untuk kasus ini.

Kedua korban tersebut merupakan pasien yang sedang menjalani pengobatan di rumah sakit.

“Ada dua korban (baru), melalui hotline. Dua korban ini bersangkutan (adalah) pasien, peristiwa berbeda dengan yang kami tangani,” ujar Surawan pada keterangan resminya, Rabu 9 April 2025 malam.

Baca Juga: Lisa Mariana Tiba-tiba Ucap Maaf pada Atalia Praratya, Tapi Minta Agar Masa Depan Anaknya Bagus

Menurut Surawan, dua korban terbaru ini berbeda dengan korban pertama yang sebelumnya telah melapor secara resmi.

Mereka masih berada di rumah sakit dan belum memberikan keterangan secara langsung kepada penyidik.

"Satu yang kita tangani (korban FH), jadi yang dua masih di rumah sakit (laporannya) belum kita diperiksa. Keterangan dari rumah sakit," jelasnya.

Berbeda dari korban pertama yang merupakan keluarga pasien, dua korban baru ini adalah pasien aktif di rumah sakit.

Baca Juga: Membludak! Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Yang Berlaku Mulai Hari Ini Disambut Antusias Warga Banten

Surawan menegaskan bahwa kasus ketiganya memiliki kesamaan pelaku, namun latar belakang serta kronologi yang berbeda.

"Pasien, pasien. Bukan (keluarga pasien), beda cerita, pelaku sama tapi cerita beda lagi," katanya.

Terkait modus operandi, Surawan menjelaskan bahwa pola tindakan pelaku terhadap semua korban serupa—menggunakan alasan pemeriksaan sampel darah dan menyuntikkan cairan yang membuat korban tak sadarkan diri.

“Rata-rata modusnya sampai dalih (yaitu) mengambil sampel darah, DNA, dan dibius (untuk melakukan) pemerkosaan pada korban,” imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ikawati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terekam CCTV, Dua Maling Gotong Motor di Kota Serang

Selasa, 18 November 2025 | 21:27 WIB
X