Banyak yang lebih memilih kenyamanan pribadi daripada membantu sesama. Ini jelas bertentangan dengan semangat kekeluargaan dan kebersamaan yang ditekankan dalam Pancasila.
Krisis Moral dan Integritas
Korupsi yang merajalela, pelanggaran hukum, hingga praktik manipulatif di berbagai bidang menunjukkan bahwa nilai keadilan sosial dan kebijaksanaan dalam bermusyawarah yang terkandung dalam sila keempat dan kelima tidak lagi dijunjung tinggi oleh sebagian kalangan.
Keteladanan dari para pemimpin sangat diperlukan untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap nilai-nilai tersebut.
Baca Juga: Respon Positif KPK Terkait Dukungan RUU Perampasan Aset dari Presiden Prabowo Saat Pidato Hari Buruh
Minimnya Keteladanan dan Pendidikan Karakter
Pendidikan Pancasila sering kali dianggap sebagai pelajaran formal semata. Padahal, esensinya jauh lebih dalam: sebagai pembentukan karakter bangsa. Tanpa keteladanan dari orang tua, guru, hingga pemimpin, nilai-nilai Pancasila sulit diterapkan secara nyata dalam kehidupan generasi muda.
Menghidupkan Kembali Pancasila
Lunturnya nilai Pancasila harus menjadi alarm bagi seluruh elemen bangsa. Perlu gerakan bersama untuk menghidupkan kembali semangat Pancasila, mulai dari hal kecil di lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, hingga kebijakan negara. Pancasila bukan sekadar simbol, tetapi jalan hidup yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
Baca Juga: Milangkala V Paguyuban Sumedang Larang Banten Gelar Wayang Golek Khanha Ade Kosasih Sunarya
Penutup
Menjaga dan mengamalkan Pancasila bukan hanya tugas negara, tetapi tanggung jawab setiap warga negara. Di tengah dinamika zaman, Pancasila tetap relevan sebagai pemersatu dan penuntun arah kehidupan bangsa. Kini saatnya kita bertanya: sudahkah kita benar-benar mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari?.***