Sarat Makna dan Budaya, Ini Filosofi Gunungan Dalam Logo Presidensi G20 Indonesia

photo author
- Kamis, 10 Februari 2022 | 11:30 WIB
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mencabut Gunungan yang posisinya berada di tengah, kemudian menancapkannya kembali pada sisi sebelah kanan.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mencabut Gunungan yang posisinya berada di tengah, kemudian menancapkannya kembali pada sisi sebelah kanan.

TOPMEIDA.CO.ID - Pembukaan G20 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan atau Kick Off G20 on Education and Culture diresmikan dengan dicabutnya simbolis gunungan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, pada seremoni yang digelar di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Rabu (9/2).

Dalam Kick Off G20 on Education and Culture ini, Mendikbudristek mencabut Gunungan yang posisinya berada di tengah, kemudian menancapkannya kembali pada sisi sebelah kanan.

Dikutip melalui halaman kemdikbud.go.id, prosesi mencabut dan menancapkan kembali gunungan di posisi yang berbeda itu memiliki makna khusus.

Baca Juga: 2 Hari Sekali Rider MotorGP Wajib Jalani Test Ini Jika Tidak Ingin Ditolak Masuk Kedalam Sirkuit Mandalika

Mencabut atau menarik gunungan mempunyai makna penjelmaan zat pertama manusia yang memiliki cipta, rasa, dan karsa.

Kemudian alasan mengapa gunungan tidak lagi berada di tengah adalah gunungan menjadi simbol harapan dimulainya sebuah kehidupan atau babak baru seorang manusia.

Gunungan dalam logo Presidensi G20 Indonesia sendiri merepresentasi semangat dan optimisme masyarakat Indonesia, khususnya untuk pulih dari pandemi dan segera memasuki babak baru kehidupan.

Baca Juga: APBD Provinsi Banten Tersedot Untuk Bayar Utang PT SMI, Puncaknya TA 2023-2027 Mencapai Rp 139 Miliar

Hal ini juga terkait dengan tema yang diangkat Indonesia dalam Presidensi G20, yaitu “Recover Together, Recover Stronger” atau Pulih Bersama. Presidensi G20 Indonesia diharapkan bisa menjadi permulaan bagi dunia untuk pulih bersama dan bangkit kembali pascapandemi Covid-19.

Filosofi Gunungan menggambarkan simbol kehidupan di alam semesta, khususnya perpindahan waktu menuju babak baru. Bentuk gunungan yang seperti segitiga adalah simbol dari purwa, madya, dan wasana, yakni siklus kehidupan dari awal sampai akhir.

Gunungan juga merupakan lambang pergantian lakon atau cerita tentang bagaimana manusia berjuang dan berusaha untuk mengubah jalan hidupnya. Bentuk Gunungan yang mengerucut ke atas bermakna bahwa segala daya dan upaya manusia diserahkan kepada Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Omicron Mengancam, Ini Update Ketersediaan Tempat Tidur di RS Banten

Dalam Presidensi G20, Indonesia juga mengangkat isu kebudayaan dengan memimpin Pertemuan Tingkat Menteri Kebudayaan. Tema yang diangkat adalah “Jalan Kebudayaan untuk Hidup Berkelanjutan atau Culture for Sustainable Living. Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menjadi Koordinator Pertemuan Menteri Kebudayaan dalam Presidensi G20 Indonesia.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, saat berbicara tentang kehidupan pascapandemi, kita juga harus memikirkan cara untuk mewujudkan hidup yang berkelanjutan atau sustainable living agar generasi Indonesia di masa depan masih tetap bisa hidup berdampingan dengan alam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Deni Kusuma Wijaya

Sumber: kemdikbud.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X