TOPMEDIA.CO.ID - Warga dan pedagang kecil di sekitar Terminal Tipe A Pakupatan, Kota Serang, Banten, memprotes adanya rencana pembangunan sebuah minimarket di atas lahan hijau terminal.
Bentuk protes tersebut warga dan pedagang kecil menolak adanya rencana pembangunan sebuah minimarket di kawasan terminal pakupatan, karena berdampak pada penghasilan.
Berdasarkan pantauan, pembangunan minimarket tersebut di atas lahan hijau tepat di samping area terminal. Yang mana di area tersebut terdapat rumput hijau dan beberapa pohon kecil yang sudah ditanam, namun terdampak pembangunan minimarket.
Baca Juga: Perdana Gelar Pesta Mangan, Wakil Walikota Serang : Kita Mendorong Pelaku UMKM Naik Kelas
Dalam pembangunan tersebut ditutup seng, tertulis "Mohon maaf sedang ada pekerjaan pembangunan minimarket dari tanggal 28 Mei 2025 sampai dengan 10 Juli 2025".
Salah satu warga, Rienaldhi mengatakan, proses pembangunan minimarket tersebut sudah dilakukan sejak tanggal 28 Mei 2025. Menurutnya, area yang dibangun adalah lahan hijau terminal yang sedari awal ditanami rumput dan pohon.
Sehingga, rencana pembangunan minimarket menghalangi fasad atau muka dari bangunan terminal yang diresmikan oleh Jokowi.
Baca Juga: Warga dan Pedagang Tolak Pembangunan Minimarket di Lahan Hijau Terminal Pakupatan Serang
"Karena disitukan banyak rumput dan pohon ya, kenapa dibangun minimarket," katanya di sekitar lokasi, Sabtu 31 Mei 2025.
Dia berharap, pembangunan minimarket tersebut tidak dilanjutkan karena berpotensi akan berdampak pula pada pedagang kecil di sekitar terminal.
Sementara, salah satu pedagang , Kasri turut mengutarakan kekhawatirannya. Menurutnya, pembangunan minimarket tersebut turut merusak lahan hijau terminal.
Kasri juga mengaku khawatir apabila minimarket telah rampung dan beroperasi, hal tersebut akan berdampak pada persaingan tidak sehat antara pedagang kecil dengan minimarket.
"Saya nggak setuju, setelah jadi minimarket warung saya sepi nanti, efeknya sangat berdampak," ujarnya.
Kasri menyesalkan pembangunan minimarket tersebut juga dilakukan tanpa adanya musyawarah dengan pedagang sekitar terminal.