Pemerintah Diminta Serius Berantas Calo Tenaga Kerja, Dedi Haryadi: Rekrutmen CAT Solusi Transparan

photo author
- Jumat, 20 Juni 2025 | 22:06 WIB
Anggota DPRD Banten Fraksi Gerindra Dedi Haryadi (foto: Tangkapan Layar @bantenpodcast)
Anggota DPRD Banten Fraksi Gerindra Dedi Haryadi (foto: Tangkapan Layar @bantenpodcast)

TOPMEDIA – Praktik percaloan tenaga kerja di kawasan industri Serang Timur Kabupaten Serang masih menjadi sorotan publik. Hal ini diungkapkan tokoh masyarakat Banten, Dedi Haryadi, dalam BANTEN Podcast.

Ia menegaskan bahwa pemerintah memiliki kapasitas dan instrumen untuk menghapus praktik tidak sehat tersebut, salah satunya dengan menerapkan sistem rekrutmen berbasis Computer Assisted Test (CAT) yang transparan dan akuntabel.

“Saya sangat optimis bahwa praktik calo tenaga kerja ini bisa diberantas. Kuncinya ada di sistem rekrutmen yang bersih dan transparan, seperti penggunaan CAT yang hasilnya bisa langsung dilihat oleh publik,” ujar Dedi dalam Podcast.

Menurutnya, sistem CAT memungkinkan hasil seleksi tenaga kerja dinilai secara objektif dan bebas dari intervensi oknum yang kerap memanfaatkan situasi.

Baca Juga: Puluhan Alumni Ponpes Al Dzikri Geruduk Kantor Kemenang Kota Serang, Ini Penyebab Ijazah Ditahan

Selain itu, Dedi juga mendorong agar pemerintah daerah secara aktif melakukan pengawasan dan sidak ke lapangan, terutama di kawasan-kawasan industri besar seperti di Cikande, Kabupaten Serang.

Dedi mencontohkan langkah tegas yang pernah dilakukan oleh anggota DPRD Banten, Dede Rohana Putra, yang melakukan sidak ke PT Polyplex Films Indonesia, Cikande, untuk memastikan tidak adanya percaloan dalam proses rekrutmen tenaga kerja.

“Langkah-langkah pengawasan seperti itu sangat perlu diperbanyak. Pemerintah tidak boleh tinggal diam, karena percaloan ini merugikan masyarakat pencari kerja yang sebenarnya memiliki kualifikasi,” tambahnya.

Lebih lanjut, Dedi Haryadi juga mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan bila menemukan indikasi praktik percaloan tenaga kerja, serta mendorong perusahaan agar membuka sistem perekrutan secara terbuka dan adil.

“Masyarakat harus berani melapor. Kita juga berharap perusahaan-perusahaan mau menerapkan sistem terbuka, tanpa titipan, tanpa pungutan liar, supaya peluang kerja benar-benar dirasakan secara adil oleh semua,” tutupnya.

Praktik calo tenaga kerja selama ini menjadi momok menakutkan bagi para pencari kerja, karena tidak hanya menutup kesempatan yang adil, tapi juga mencoreng citra dunia usaha.

Dengan penerapan sistem seleksi berbasis teknologi dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan, harapan untuk dunia kerja yang bersih dan berintegritas semakin terbuka lebar.

Selama ini, praktik calo tenaga kerja tidak hanya terjadi secara sembunyi-sembunyi, namun dalam beberapa kasus bahkan terstruktur, melibatkan oknum yang memiliki jaringan kuat. Modus yang digunakan antara lain menjanjikan pekerjaan dengan syarat membayar sejumlah uang, atau memanfaatkan kedekatan dengan pihak perusahaan untuk ‘mengamankan’ posisi tertentu.

Fenomena ini tentu menimbulkan ketimpangan dan rasa ketidakadilan di tengah masyarakat, terutama bagi mereka yang telah memenuhi syarat namun harus tersisih karena tidak memiliki “jalur khusus”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Beni Hendriana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X