nasional

Emmanuel Macron Putuskan Kirim Pasokan Senjata Ke Ukraina

Rabu, 13 April 2022 | 19:26 WIB
Ilustrasi foto tangkap layar, Militer Prancis (Le pArisien)

TOPMEDIA – Emmanuel Macron akan meningkatkan bantuan militer ke Ukraina, memperkuat sanksi anti-Rusia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron bertekad untuk mengambil langkah-langkah untuk membekukan aset keuangan tokoh publik Rusia di tingkat nasional

Prancis akan memperketat sanksi ekonomi terhadap Rusia.

Baca Juga: AS-Eropa Tekan Pemerintah India karena Kedekatan dengan Rusia

Dikutip dari France-Presse afp.com, Prancis meningkatkan pasokan peralatan militernya ke Ukraina, mengutip pernyataan pemerintahannya.

Selama sesi sidang dewan keamanan dan pertahanan nasional Prancis, Presiden Prancis Emmanuel Macron membuat keputusan untuk memperketat sanksi ekonomi dan keuangan dengan berkoordinasi dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Selain itu, ia bertekad untuk mengambil "langkah-langkah untuk membekukan aset keuangan" tokoh publik Rusia di tingkat nasional.

Baca Juga: Uni Eropa Jatuhkan Sangsi Ekonomi Lanjutan ke Rusia, Kremlin Balas Putus Pasokan

Dilasnir tass.com, Prancis membuat sebuah keputusan, “untuk mengatur pasokan tambahan peralatan militer kepada pihak berwenang Ukraina, dan memberikan bantuan bahan bakar," kata administrasi kepresidenan.

Jerman pada akhirnya untuk kali pertama mengumumkan akan mengirim pasokan senjata pertamanya ke Ukraina.

Pemerintah Jerman mengatakan bahwa mereka akan mengirimkan 1.000 senjata antitank dan 500 rudal Stinger ke angkatan bersenjata Ukraina.

Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Jaminan Sosial Perindungan Masyarakat Menyusul Situasi Politik Rusia Ukraina

Sebelumnya, Jerman mengizinkan Belanda dan Estonia untuk mengirim rudal tua buatan Jerman ke Ukraina.

Sebelum itu, Berlin dengan tegas menolak kemungkinan pengiriman semacam itu dan menolak untuk mengizinkan pasokan senjata buatan Jerman oleh negara-negara ketiga yang telibat konflik.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada 24 Februari bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para kepala republik Donbass.

Halaman:

Tags

Terkini