TOPMEDIA.CO.ID - Pemerintah mengklaim selama 20 tahun terakhir surplus telur dan daging ayam. Oleh karena itu, dengan adanya program Makan Bergizi Gratis (MBG) surplus telur dan daging ayam di Indonesia bisa di serap.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana mengatakan. ketika target 82,9 juta penerima manfaat terpenuhi dan ada satu hari BGN meminta menu MBG berupa telur, maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur ayam dalam satu hari tersebut.
Dadan juga mengatakan bahwa belum semua orang di Indonesia mampu membeli telur dan daging ayam. Padahal ketersedian keduanya cukup banyak.
“Nah, sekarang Indonesia kelebihan telur 200 ribu ton, kelebihan ayam 600 ribu ton, jadi kita surplus,” ujar Dadan saat hadir di acara Buka Puasa Bersama Kadin Indonesia di Jakarta International Convention Center pada Jumat, 14 Maret 2025 lalu.
“Kenapa surplus? Karena yang mampu membeli telur dan ayam hanya 30 persen penduduk Indonesia, sementara 60 persen anak-anak Indonesia kekurangan gizi," imbuhnya.
“Jadi sekarang Badan Gizi Nasional hadir di tengah-tengah untuk menyerap yang kelebihan dan men-deliver yang kekurangan,” jelasnya.
Persoalan surplus telur dan daging ayam ini juga diungkapkan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan.
“Kita ternyata selama 20 tahun itu surplus telur dan daging ayam, jadi dengan program (MBG) ini akan menggerakkan ekonomi dalam bidang telur dan ayam,” kata Luhut dalam konferensi pers usai bertemu Prabowo di Istana Kepresidenan pada Rabu, 19 Maret 2025.
Luhut menambahkan kalau fakta tersebut terungkap usai program Makan Bergizi Gratis dijalankan.
“Ini kita baru tahu setelah jalan nih, jujur, setelah studi dengan tim melihat ke bawah dan kami sepakat dengan Bappenas dan Bahan Gizi Nasional bersama-sama melakukan pengawasan,” tambahnya.