Asal Mula Wisata Alam Batukuwung Serang Banten, Konon Katanya Bisa Sembuhkan Segala Penyakit! Cerita Rakyat

TOPMEDIA - Batukuwung yang kini menjadi sebuah tempat wisata alam pemandian air panas, di Padarincang, Kabupaten Serang Banten menyimpan sebuah misteri legenda rakyat. 

Dikutip pada YouTube @DongengKita, Minggu 15 Januari 2023, menceritakan asal mula Batukuwung di Kabupaten Serang Banten, diaman pada suatu waktu di masa lampau hidup seorang Kepala Desa yang sangat sewenang-wenang terhadap rakyatnya. 

Jadi pada Batukuwung di Kabupaten Serang Banten, ada kepala desa menguasai seluruh lahan pertanian dan mempekerjakan rakyatnya dengan upah yang sangat rendah.

Baca Juga: 4 Tempat Wisata Alam di Sukabumi Terbaru dan Terpopuler, Jadi Destinasi Unggulan yang Wajib Dikunjungi

Cerita rakyat tentang Kepala Desa kejam ini berasal dari provinsi Banten, Batukuwung Serang. Cerita rakyat ini masih sangat populer dan masih diceritakan secara turun-temurun hingga sekarang. 

Bagi rakyat yang membangkan perintahnya maka si kepala desa tidak segan-segan memerintahkan anak buahnya untuk melakukan penyiksaan. Memimpin dengan sewenang-wenang dan kejam membuat kepala desa itu mudah mengumpulkan harta tidak terhitung jumlah. 

Kekayaannya dari hasil memeras keringat rakyatnya, ketika rakyatnya menderita kekurangan makanan si kepala desa justru makan dengan berlebihan setiap harinya.

Baca Juga: Bahas Isu-isu Hukum di Banten, DPC Permahi Bertemu DPRD Kota Serang! Soroti Hal Ini

Suatu hari datanglah seorang kakek tua ke rumah kepala desa, kakek itu terlihat kumal dan seperti pengemis. Kelihatannya kakek tersebut sangat lapar. 

"Pergi dari sini cepat menyingkir atau aku akan menyiksamu," kata Kepala Desa kepada sang pengemis. 

Saat itupun, sepertinya tidak ada pilihan lain pengemis itu pun pergi meninggalkan rumah kepala desa.

Baca Juga: Wisata Kuliner Di Kota Serang Ini Suguhkan Keindahan Alam Cocok Buat Anda Instagramable

Keesokan harinya pengemis itu datang lagi, kepala desa langsung memerintahkan para pengawal untuk mengusirnya. 

Pada hari ketiga kakek itu datang lagi, bedanya meskipun diusir secara kasar kakek tua itu hanya diam di tempat.