Sinopsis Film I'm Your Man, Fantasi yang tidak Terikat Logika Manusia

photo author
- Sabtu, 14 Mei 2022 | 14:13 WIB
Ilustrasi foto, film i'm your man (curzonartificialeye)
Ilustrasi foto, film i'm your man (curzonartificialeye)

TOPMEDIAManusia senang berfantasi, karena berfantasi itu mudah. Fantasi tak terikat logika, fantasi lepas dari sebab-akibat karena berupa kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan baru.

Kita bisa berfantasi jadi orang terkenal tanpa memedulikan hilangnya privasi. Karena fantasi merupakan kemampuan dari fungsi jiwa dalam psikologi yang dapat membentuk suatu tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan yang lama.

Manusia senang berfantasi, menikahi pujaan hati tanpa memusingkan repotnya tetek bengek rumah tangga. Berfantasi itu ibarat kembali ke masa kecil yang bebas sekaligus dunia logilka sederhana.

Baca Juga: Sinopsis Pachinko, Indentitas Korea-Jepang yang Dipertanyakan

Sinopsis film I'm Your Man merupakan perwakilan dari Jerman di ajang Academy Awards 2022, menyoroti kebebasan fantasi. Bagaimana rumitnya fantasi diwujudkan dihadapkan carut marut pemikiran orang dewasa, sekalipun yang dibawa olehnya adalah bahagia.

Demi mendapat pendanaan riset, Alma (Maren Eggert), seorang arkeolog, setuju terlibat dalam eksperimen, yang mengharuskannya hidup selama tiga minggu bersama Tom (Dan Stevens).

Tom bukan pria biasa. Tepatnya, ia bukan pria. Tom adalah robot yang didesain sesuai representasi "pria ideal" di mata Alma, dan diprogram untuk membahagiakannya.

Baca Juga: Memori Bom Nuklir di Jepang dalam Sinopsis Film Hiroshima, Mon Amour

Tercerabut dari dokumen pikiran 17 juta orang, Tom senantiasa menuruti permintaan Alma. Tapi apakah itu cukup menghadirkan kebahagiaan?

Dalam film arus utama Hollywood, jawabannya tentu "ya", lalu seiring waktu kita bakal menyaksikan sang robot menemukan sisi kemanusiaannya.

I'm Your Man bukan produksi film Hollywood tetapi Eropa. Sang sutradara, Maria Schrader, turut ambil bagian menulis skenario bersama Jan Schomburg.

Baca Juga: Sinopsis Film Miracle in Milan, Kemiskinan yang Bisa Dirayakan di Hari Valentine

Maria Schrader tidak tertarik memanusiakan Tom. Secerdas apa pun meniru ekspresi rasa manusia, ia tetap lah robot, yang diperankan secara meyakinkan oleh Stevens dengan gerak-gerik kaku, juga gerak senyum aritificial.

Tom nampak bisa berempati, namun itu hanya sistem algoritma. Bukan humanisme Tom yang Maria Schrader pertanyakan dari sudut pandang eksistensialme melainkan Alma.

Bagaimana Alma sebagai manusia, mekmaknai apa itu kebahagiaan. Hasilnya terang lah kompleks. Di satu titik, ia bahagia, namun meninggalkan dilema. Apakah nyata, ataukah semu sebagaimana fantasi?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Fuad Fauji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X