milenial

Harga Tempe dan Tahu Bakal Naik Efek Dari Dollar Amerika Serikat Menggila Bisa Sampai 10 Persen

Selasa, 2 Juli 2024 | 15:00 WIB
Tempe dan Tahu Goreng (Topmedia.co.id - Istimewa)

TOPMEDIA.CO.ID - Siap - siap pemerintah memprediksi bahwa akan ada kenaikan harga kacang kedelai impor, produsen tempe dan tahu mulai ketar- ketir.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia atau Gakoptindo, Aip Syaifuddin memproyeksikan kemungkinan akan ada kenaikan harga kacang kedelai.

Harga kenaikan kacang kedelai impor kisaran 10 -20 persen karena akibat imbas anjloknya rupiah terhadap dollar AS yang kini mencapai kisaran Rp 16,471 US.

“Kemungkinan kira- kira kalau dollar ini naik 10 persen, minimum 10 persen mungkin bakal lebih, kenaikan kedelainya itu mungkin antara 10 bahkan bisa sampai 20 persen,” kata Aip dalam wawancara di stasiun televisi.

Menguatnya dollar Amerika Serikat ternyata akan berdampak kepada harga tempe dna tahu, yang diketahui karena sebagian besar bahan baku tempe yaitu kacang kedelai didominasi berasal dari impor.

Baca Juga: Waduhh, Bansos Presiden Saat Pandemi Covid 19 Dimaling Capai Rp250 Miliar, KPK : Masih Dalam Tahap Penyelidikan

Mengapa harga kedelai bisa naik ?

Karena saat ini jumlah stok kacang kedelai yang ada merupakan hasil impor sebelum dollar AS menguat.

Dan Aip Syaifuddin juga menggatakan kemungkinan harga tempe tahu akan naik bulan Juli sampai bulan September 2024.

Kemudian Aip juga menyebutkan harga kemungkinan naiknya tempe tahu di Bulan Juli.

“Kedelai diprediksi akan naik sekitar Rp 12 ribu hingga Rp 14 ribu per kilogramnya, yang tempe dan tahu juga akan naik lagi harganya dari harga bulan lalu (Juni),” ujarnya.

Sementara untuk harga temped an tahu akan mengalami kenaikan pada bulan ini sekitar Rp 1.000 sampai Rp 1,500.

Mesikipun sedikit, tetapi dampak kepada pengerajin olahan kedelai cukup besar karena produksi harus diturunkan untuk menjaga harganya. Dikutip dari @detikfinaneofficial, Selasa (2/7/2024).

Tentu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap AS berdampak ke komoditas yang orientasinya impor.

Halaman:

Tags

Terkini