"Setelah ditelusuri ternyata pasien ini sering diberikan teh oleh orang tuanya. Karena menurut ayahnya, anak lebih senang jika diberikan teh. Padahal teh ini bisa menghambat penyerapan zat besi," ungkap sang dokter.
- Kasus yang Sulit Dideteksi
Berkaca dari kasus ini, Jati Kusuma mengungkap sering terjadi khususnya pada anak di wilayah perkotaan.
"Kasus seperti kejadian ini bukan hanya 1-2 kali. Banyak saya temukan bahkan di perkotaan," terangnya.
Dokter spesialis anak itu juga menyoroti kasus ini banyak dan sulit terdeteksi dan menghimbau masyarakat untuk menghindari pemberian teh pada anak.
"Karena kasusnya banyak dan sulit terdeteksi, jadi mohon kepada Mbah, Bude, Pakde, Om, Tante, untuk menghindari pemberian teh kepada anak ya," tutup Jati Kusuma.***
Artikel Terkait
Demi Uang Rp250 Ribu, Tiga Pemuda Nekat Edarkan Tembakau Sintetis di Kota Cilegon
Disperindag Kota Cilegon Awasi Komoditi Sembako, Harga Dipasaran Terpantau Stabil
Ratusan Kyai Deklarasi Dukungan untuk Pemenangan Pasangan Andra Dimyati di Pilgub Banten 2024
Mengapa Vonis Kasus Korupsi Tak Selalu Setimpal?
Fenomena Kenakalan Remaja Sebagai Penyakit Masyarakat
Calon Bupati Serang Ratu Zakiyah: Pengembangan Ekonomi Lokal dan Pariwisata Halal Akan Diterapkan
Mantan Wakil Gubernur Banten, Inilah Prestasi Calon Bupati Serang Andika Hazrumy! Pemimpin Idaman Masyarakat Kabupaten Serang
Helldy Agustian dan Alawi Mahmud Kembali Dilaporkan ke Bawaslu Kota Cilegon, Langgar Aturan Kampanye?
Dukung Program Baznas Microfinance Masjid, Dinkop UKM Kota Cilegon Ajak Kolaborasi
Cek Fakta! 664 Keluarga di Kelurahan Gerem Dapat Bantuan Beras, Benarkah?