Soekarno Sakit pada Hari Proklamasi, Kisah di Balik Kemerdekaan Indonesia

TOPMEDIA.CO.ID - Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah momen bersejarah yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan.

Namun, siapa sangka bahwa di balik peristiwa besar ini, Soekarno, sang proklamator, sedang dalam kondisi sakit.

Karena itu, kali ini penulis akan mengungkap kisah menarik tentang kondisi kesehatan Soekarno pada hari proklamasi kemerdekaan Indonesia.

1. Gejala Malaria yang Menyerang Soekarno

Satu hari sebelum proklamasi, Soekarno merasa tidak enak badan. Setelah diperiksa oleh dokter pribadinya, dr. Soeharto, ternyata Soekarno terkena gejala malaria tertiana. Ia mengalami demam tinggi dan menggigil sepanjang malam.

2. Persiapan Proklamasi di Tengah Kondisi Sakit

Meskipun dalam kondisi sakit, Soekarno tetap berpartisipasi dalam perumusan teks proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda pada malam hari tanggal 16 Agustus 1945.

Setelah teks proklamasi selesai dirumuskan dan diketik oleh Sayuti Melik, Soekarno kembali ke rumahnya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.

3. Pagi Hari yang Menegangkan

Pada pagi hari tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dibangunkan oleh dokter pribadinya. Suhu badannya masih tinggi, dan ia merasa sangat lemah.

Baca Juga: Tiang Bendera dari Bambu Jemuran, Fakta Menarik di Balik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dokter Soeharto memberikan suntikan dan obat untuk menurunkan demamnya. Selain itu, Soekarno juga diberi madu Yaman oleh seorang keturunan Arab bernama Faradj bin Said bin Awad Martak, yang membantu memulihkan kondisinya.

4. Pembacaan Teks Proklamasi

Meskipun dalam kondisi tidak sehat, Soekarno tetap membacakan teks proklamasi pada pukul 10.00 pagi di hadapan para tokoh dan rakyat yang berkumpul di halaman rumahnya.